sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

SBMI KULIAHKAN 3 ORANG MANTAN ANAK BUAH KAPAL (ABK) DI UBK

1 min read
Tiga orang mantan ABK mendapatkan bantuan pendidikan melalui program reintegrasi yang dikembangkan oleh organisasi internasional untuk migrasi (IOM) bekerjasama dengan SBMI. Ketiganya akan kuliah di Universitas Bung Karno Jakarta Pusat

SAMSUNG CAMERA PICTURESSBMI bekerjasama dengan Internasional Organisation for Migration (IOM) kuliahkan tiga orang mantan Anak Buah Kapal (ABK) Pelaut Perikanan melalui program reintegrasi.

Ketiga ABK tersebut adalah Rizky Oktaviana, Agus Eko Saputro dan Putrajuddin. Jumat 29/8/2014 ketiganya telah mendaftar di Universitas Bung Karno yang beralamat di Cikini Jakarta Pusat.

Menurut Erna Murniaty Ketua Umum SBMI mengatakan bahwa ia sangat berterimakasih kepada IOM yang sudah menyetujui program bantuan pendidikan untuk mantan ABK Taiwan yang terdampar di Afsel melalui program reintegrasi yang dikembangkan oleh IOM. “Mudah-mudahan berjalan dengan baik hingga selesai menjadi sarjana yang bermanfaat bagi buruh migran dan masyarakat secara umum”  Jelasnya

Setelah mendaftar, besok tanggal 30 Agustus 2014 ketiganya akan menjalani tes urin. Biaya untuk test urine sebesar Rp 120.000 perorang. Tanggal 5 September 2014 nanti harus melunasi uang pangkal, SPP, Biaya Pengembangan Pendidikan/Semester, Almamater, Kemahasiswaan, Perpustakaan dan Pembukaan Rekening, total keseluruhan Rp 4.665.000. Kemudian pada tanggal 8 September 2014 peresmian mahasiswa baru.

Putrajudin mantan ABK asal Nusa Tenggara Barat mengaku senang dengan bantuan pendidikan dari IOM sehingga bisa melanjutkan kejenjang pendidikan perguruan tinggi.

Hal senada dikatakan oleh Agus Eko Sapurto, mantan ABK asal Majalengka yang biasa dipanggil Eko ini mengatakan bahwa semoga ilmu hukum yang dipelajarinya nanti bisa membantu buruh migran yang banyak mengalami masalah dari mulai perekrutan, masa penempatan dan pemulangan.

Sementara Rizky Oktaviana mengaku bahwa fakultas hukum menjadi pilihannya karena masyarakat masih banyak yang buta tentang hukum, sementara Indonesia adalah negara hukum. “Saya berharap kedepan, rakyat Indonesia semuanya melek hukum” Tegasnya

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *