Tantangan Mengorganisir Purna BMI untuk Mendirikan SBMI Mart di Wonosari Malang

Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya berserikat menjadi salah satu tantangan yang dialami SBMI Malang ketika mengorganisir para purna BMI, khususnya di wilayah Kecamatan Wonosari.

Selain itu, kurangnya pemahaman tentang manfaat berkoperasi juga menjadi tantangan tersendiri ketika mengorganisir para purna BMI tersebut untuk membangun usaha bersama berbasis koperasi berupa minimarket semi grosir bernama SBMI Mart.

Hal tersebut terungkap dalam Diskusi Komunitas yang digelar SBMI Malang di Desa Plaosan, Kecamatan Wonosari bersama para purna BMI penerima manfaat program Social Support dari MFA dan IOM pada hari Minggu, 30 Oktober 2022.

“Ada juga purna BMI yang merasa curiga bahwa mereka hanya dimanfaatkan oleh SBMI. Padahal tujuan kita mengajak berserikat dan berkoperasi agar bisa membangun usaha sendiri di kampung halaman sehingga tidak perlu bekerja ke luar negeri lagi,” kata Bendahara SBMI Malang, Nani Sriwilujeng yang menjadi koordinator pendirian SBMI Mart di Kecamatan Wonosari.

Lebih lanjut Nani mengatakan, sebagian dari para purna BMI tersebut juga agak sulit apabila diajak berkumpul, sehingga harus mendatangi rumahnya satu-satu untuk memberikan pemahaman dan pengertian.  

Setelah mendapatkan penguatan pengorganisasian dan pemahaman tentang manfaat berkoperasi melalui beberapa kali diskusi komunitas, para purna BMI tersebut akhirnya dengan suka rela bersedia menjadi anggota Koperasi SBMI dan bersepakat mendirikan SBMI Mart di Kecamatan Wonosari.

“Alhamdulillah, setelah melalui perjuangan yang panjang dan cukup melelahkan, SBMI Mart akhirnya bisa berdiri di Kecamatan Wonosari dan nantinya akan dilakukan grand opening secara resmi,” pungkas Nani.