sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

SBMI Gelar Pelatihan Pemberdayaan Ekonomi untuk 200 Mantan PMI dan Keluarganya di Malang

2 min read

Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) di bawah kemitraan PIJAR Indonesia bekerjasama dengan IOM menyelenggarakan serangkaian Pelatihan Pemberdayaan Ekonomi bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan Keluarga yang terdampak pandemi COVID-19. Pelatihan dilakukan di beberapa lokasi di Kabupaten Malang dari tanggal 21 sampai 29 Maret 2023 lalu. 

Pelaksanaan pelatihan diikuti oleh 200 PMI yang tergabung di keanggotaan Koperasi SBMI Unit Ngantang, Malang dan juga sebagai pemilik SBMI MART Cabang Ngantang. Peserta sejumlah 200 orang tersebut merupakan mantan PMI dan anggota keluarga yang tersebar di 13 (tiga belas desa) di Kecamatan Ngantang, Kab. Malang.

Pelatihan dilakukan dengan menggunakan modul pelatihan Pemberdayaan Ekonomi yang dikembangkan oleh program PIJAR dan difasilitasi langsung oleh Koordinator Departemen Pemberdayaan Ekonomi SBMI, Moch Ernawan. Pelaksanaan pelatihan ini terbagi menjadi 4 (empat) kelas dengan peserta rata-rata 50 (lima puluh) orang setiap kelasnya.

Kelas pertama bertempat di Aula Balai Desa Tulungrejo yang diselenggarakan pada 19 & 20 Maret 2023, kelas kedua diselenggarakan pada 21 dan 22 Maret 2023 di Aula Balai Desa Purworejo, kelas ketiga diselenggarakan pada 25 dan 26 Maret 2023 di Aula Balai Desa Tulungrejo, dan kelas keempat diselenggarakan pada 28 dan 29 Maret 2023 di Aula Balai Desa Ngantru. 

Tujuan kegiatan pelatihan literasi keuangan dan kewirausahaan bagi pekerja migran dan keluarga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pekerja migran yang kembali dan keluarganya dengan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk reintegrasi ekonomi dan mendorong partisipasi aktif pekerja migran dan keluarga untuk membangun ekonomi mandiri serta untuk membangun reintegrasi ekonomi yang berkelanjutan dan upaya-upaya pemberdayaan.

Dalam proses pelatihan, fasilitator menggunakan prinsip partisipatif, eksperiensial, reflektif, dan respek dengan menggunakan bahasa yang disesuaikan untuk kalangan masyarakat pedesaan, dan dikuatkan dengan praktik langsung menggunakan lembar kerja menjadikan peserta pelatihan dengan mudah bisa paham dan tidak mengalami kejenuhan. 

Salah satu peserta pelatihan yang mengikuti dua hari pelatihan merupakan Mantan PMI Malaysia, Wiji Yuliani menyampaikan bahwa setelah mengikuti kegiatan ia merasa lebih optimis untuk bisa mengembangkan usahanya yang selama ini ia tekuni. 

“Sebelum mengikuti pelatihan, saya tidak paham bahwa dalam pengeluaran keuangan itu ada istilah pemilahan antara kebutuhan dan keinginan. Kemudian penting juga untuk mewujudkan mimpi sebelum ada aksi harus dimulai dulu dengan membuat perencanaan terlebih dahulu, baik itu perencanaan anggaran, maupun perencanaan cara menjalankannya,” ungkap Wiji.

Pelatihan tidak hanya ditujukan kepada Mantan PMI, namun juga keluarganya. Seperti anak PMI yang menjadi peserta termuda dari seluruh peserta, Sastria Putri juga turut mengikuti pelatihan. Ernawan menyampaikan bahwa selama mengikuti pelatihan, Sastria fokus memperhatikan dinamika proses pelatihan. 

“Ia mampu mampu memiliki mimpi yang realistis, yaitu bermimpi ingin membuka usaha desain grafis, menyediakan aneka kemasan olahan makanan, dan jasa pendampingan digital marketing. Ia menyampaikan hal itu terlintas pada dirinya, karena dia banyak mendengar penyampaian peserta pelatihan yang hampir semua memiliki kendala mendesain kemasan dan juga kurangnya akses untuk memperbaiki kemasan produk,” ungkap Ernawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *