sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

Tingkatkan Pengetahuan dan Kemampuan Menulis, SBMI Malaysia Ikuti Pelatihan Jurnalistik

3 min read

Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam hal kepenulisan, Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Malaysia mengikuti pelatihan jurnalistik yang diinisiasi oleh North South Initiative (NSI). NSI merupakan organisasi non pemerintah (NGO) di Malaysia yang misi utamanya adalah pemberdayaan kelompok-kelompok yang terpinggirkan, termasuk pekerja migran dan pengungsi.

Dengan mengusung tema “Melawan dengan Penulisan” acara ini diselenggarakan di The Bibliophile Bookshop, Menara Mutiara Majestic, Jalan Othman, Petaling Jaya, Selangor pada hari Minggu 19/02/2023).

Sebanyak 10 orang perwakilan SBMI Malaysia hadir dalam pelatihan ini, termasuk Ketua Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN) SBMI Malaysia, Ridwan Ismail. Selain SBMI Malaysia, pelatihan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Serikat Buruh Muslim Indonesia (SABURMUSI) dan Jejaring Pekerja Indonesia di Malaysia (SERANTAU).

Pelatihan ini menghadirkan panelis yang dikenal di Malaysia memiliki pengalaman dan kredibilitas yang mumpuni dalam dunia sastra dan jurnalistik, yaitu Raja Ahmad Aminullah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pak Engku, Zin Mahmud atau yang lebih dikenal sebagai Pak Zin, Wan Hamidi Hamid, dan Wan Noor Khuzairey.

Pak Engku merupakan seorang penyair, penulis dan budayawan Malaysia, yang mengaku bersahabat baik dengan budayawan dan penulis terkenal Indonesia, Emha Ainun Najib atau Cak Nun dan Alm WS Rendra. Ia juga dikenal sebagai sastrawan yang melahirkan banyak karya besar, seperti Menyarung Jiwa (puisi), Ketawalah, Tanah Airku (puisi) dan Nuansa Nusantara.

Pak Engku membuka acara dengan berbagi pengalamannya tentang dunia penulisan, sastra, dan bagaimana jurnalisme dan sastra dapat merentas geopolitik antara Indonesia dan Malaysia sehingga kedua negara memiliki para penulis yang hebat dan sangat dekat antara satu sama lain.

Pada sesi kedua, Zin Mahmud atau Pak Zin membagiakan pengalaman tentang salah satu bukunya, ‘Ideologi, Sebuah Memoir’ yang menceritakan berbagai dilema yang dihadapinya dalam era penuh peristiwa dan bentrokan ideologi, antara sayap kanan dan sayap kiri, sosialis dan kapitalis, pemilik modal dan buruh. Sangat berkaitan dengan dunia buruh migran yang harapnya dapat melawan ketidakadilan yang sering terjadi dalam kehidupan buruh migran. Melalui penulisan, baginya ‘Menulis adalah Melawan’. Melawan ketidakadilan dan sistem yang menindas hak buruh, terutama buruh migran. Pengalaman yang Pak Zin sampaikan memberi inspirasi bagi peserta yang hadir.

Wan Hamidi Hamid, seorang jurnalis berpengalaman yang sudah lama berkecimpung dalam dunia jurnalistik dan penulisan buku dan aktif di situs berita online yang berpengaruh yakni ‘Malaysia Kini’ memberikan masukan dalam dunia penulisan agar suara buruh migran bisa lebih didengar dan menarik perhatian para pengambil kebijakan, sehingga tidak ada lagi buruh migran yang tertindas dan tidak mendapatkan haknya.

Di sesi terakhir, peserta diberikan motivasi dan inspirasi oleh penulis muda yang sangat terkenal yaitu Wan Noor Khuzairey. Ia memberi inspirasi bagi para peserta yang hadir bagaimana menulis karya yang bisa menyampaikan aspirasi buruh migran tanpa secara eksplisit menyentuh pihak-pihak berkuasa dan pemilik kepentingan yang mungkin tidak akan senang dengan hal-hal yang diangkat oleh buruh migran dalam tulisannya.

Sebelum akhir pelatihan, Wan Noor Khuzairey juga menyempatkan meminta dua orang peserta yang hadir membacakan puisi berjudul ‘Nasib Buruh’ karya sastrawan Malaysia, Usman Awang dan puisi berjudul ‘Buruh’ karya sastrawan Indonesia, Wiji Thukul.

Pembacaan puisi tersebut memberikan semangat yang luar biasa bagi peserta yang hadir untuk menyampaikan perlawanan atas ketidakadilan dan penindasan hak-hak buruh migran melalui karya tulisan yang diharapkan dapat menyentuh banyak kalangan masyarakat serta pengambil kebijakan.

Acara berakhir sekitar pukul  16.00  sore waktu Kuala Lumpur dan ditutup dengan pemberian sertifikat keikutsertaan bagi para peserta yang telah mengikuti pelatihan tahap pertama.  Diharapakan kegiatan pelatihan ini akan terus berkesinambungan hingga akan melahirkan karya atau buku yang memberi inspirasi dan ditulis sendiri oleh buruh migran yang ada di Malaysia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *