sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

SBMI MALAYSIA BERHASIL SELAMATKAN BMI SAKIT YANG DIKPEKERJAKAN PINDAH-PINDAH MAJIKAN

2 min read

Tim Advokasi DPLN SBMI Malaysia berhasil menyelamatkan seorang BMI dalam kondisi sakit yang dipekerjakan secara berpindah-pindah majikan. BMI asal Sukabumi, Jawa Barat berinisial EM tersebut saat ini sudah berada di shelter KBRI Kuala Lumpur.

Menurut keterangan Tim Advokasi SBMI Malaysia, ketika membuat pengaduan EM mengaku pada awalnya berangkat ke Malaysia melalui PT dan oleh agency di Malaysia telah dipekerjakan di sebuah rumah majikan sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT).

Namun, setelah 1 tahun bekerja, EM kabur dari rumah majikannya dan menumpang di rumah seorang warga Indonesia, kemudian diperkenalkan dengan seorang agency warga Malaysia yang biasa menampung pekerja untuk diantar ke majikan yang membutuhkan. Selanjutnya, EM dipekerjakan sebagai PRT secara berpindah-pindah dari majikan satu ke majikan lainnya.

“Pada awal Oktober 2021, SBMI Malaysia mendapat aduan dari BMI yang bekerja sebagai PRT dalam kondisi sakit yang ingin pulang, tapi tidak diizinkan pulang oleh majikannya. BMI berinisial EM ini mengadu melalui pesan Facebook karena dia diizinkan majikannya memegang telepon tapi tidak boleh memiliki nomor telepon, sehingga komunikasinya hanya bisa melalui media sosial Facebook,” kata Tim Advokasi SBMI Malaysia, Riki Orlando.  

Lebih lanjut Riki menjelaskan, dari wawancara dengan EM dapat diketahui bahwa EM ternyata telah dipekerjakan secara berpindah-pindah majikan. Sebelumnya, EM dipekerjakan di rumah majikan berkebangsaan China dan saat mengadu ke SBMI Malaysia, EM dipekerjakan di rumah majikan berkebangsaan India.

EM menderita sakit darah tinggi dan ingin pulang, tetapi majikannya tidak mengizinkan pulang. Padahal, EM tidak mempunyai permit kerja sehingga ketika sakit tidak berani keluar berobat ke klinik atau rumah sakit.

“Setelah mendapat nomor telepon majikannya, saya kemudian menelepon majikan EM, tetapi majikan EM tetap bersikukuh tidak mau memulangkan EM dengan alasan telah membayar mahal ke agency untuk mempekerjakan EM,” ungkap Riki.

Riki kemudian meminta nomor telepon agency ke majikan EM dengan maksud akan menekan agency agar memulangkan EM, tetapi majikan EM tidak mau memberikan nomor telepon agency.

“Saya kemudian menelepon majian EM lagi dan terus menekan agar EM segera dipulangkan. Saya katakan kepada majikan EM kalau dia tidak mau mengantar EM ke KBRI, saya yang akan menjemput EM ke rumahnya,” jelas Riki.

Tiga hari kemudian, EM diantar majikannya ke KBRI Kuala Lumpur, tetapi hanya diantar sampai luar pagar gedung KBRI dan hanya diberi uang 50 ringgit.

“Setelah mendapat kabar bahwa EM sudah diantar majikannya ke KBRI, saya kemudian menghubungi Bu Wati selaku Bendahara SBMi Malaysia untuk mendapingi EM dan sekarang EM sudah berada di shelter KBRI untuk proses pulang ke Indonesia,” pungkas Riki.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *