sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

SBMI JAKUT EDUKASI PENGELOLAAN SAMPAH DAN BANK SAMPAH

2 min read
Sampah, sejatinya adalah bersih. Menjadi kotor karena sampah basah dan kering dicampur tidak ada pemilahan terlebih dahulu. Sampah yang terpilah bisa bernilai ekonomis karena bisa didaur ulang

jakut (1)Serikat Buruh Migran Indonesia Jakarta Utara menyelenggarakan edukasi dan sosialisasi pengelolaan sampah dan bank sampah bersama dengan PT Xaviera Global Sinergy di kediaman Sabaruddin Ketua SBMI Jakarta Utara pada Senin malam 18/10/2016. Kegiatan edukasi ini dihadiri oleh anggota SBMI Jakarta Utara, Dewan Pimpinan Nasional SBMI, Direktur Utara PT Xaviera Global Sinergy bersama staffnya.

Mengawali pertemuan tersebut Bobi memberikan pengantar tentang apa itu pengelolaan sampah dan bank sampah yang dilakukan oleh SBMI bekerjasama dengan PT Xaviera Global Sinergy.

Selain itu ia juga meminta pendapat dan pengalaman dari mantan buruh migran yang hadir, tentang sampah dan bagaimana pengelolaan sampah di luar negeri maupun di dalam negeri.  Informasi yang terhimpun adalah :

  1. Di luar negeri masing-masing rumah tangga sudah memiliki kesadaran dan kedisiplinan dalam memilah sampah menjadi beberapa jenis, yaitu  sampah kering dan sampah basah. Kemudian ditunjang dengan dukungan dari pemerintah untuk pengumpulannya, sehingga lingkungan tetap terjaga bersih.
  2. Sementara pengalaman di dalam negeri, masyarakat masih belum memiliki pengetahuan tentang bagaimana pengelolaan sampah, sehingga sampah yang ada dicampur aduk lalu ditaruh di depan rumah, kemudian diambil oleh petugas kebersihan. Campur aduknya sampah basah dan sampah kering ini membutuhkan pengelolaan lagi, hingga di akhir tempat pembuangan sampah. Masyarakat juga dibebani iuran sampah perbulan rata-rata 60 ribu rupiah.

Menurut Bobi, secara umum program ini merupakan pertemuan antara program pemberdayaan mantan buruh migran dengan pengelolaan sampah yang menjadi persoalan umum masyarakat diseluruh Indonesia. 

“Dari kesaksian tersebut, sampah secara umum dilihat sebagai sesuatu yang menjijikan, bau, kotor, tidak berharga, sejatinya sampah itu awalnya bersih, dan tetap bersih dan memiliki nilai ekonomi jika kita pandai memilahnya dan mengelompokkannya,” jelas Sekjen SBMI.

Lebih dalam menurut Wildayati Direktur Utama PT Xaviera Global Sinergy menjelaskan bahwa sampah yang terpilah bisa bernilai ekonomi karena dengan adanya teknologi sampah bisa didaur ulang. “Untuk sementara, jenis sampah yang bisa bernilai ekonomi antara lain sampah kering seperti berbagai jenis plastik, kain, dan sampah basah atau organik seperti sampah dapur, sisa makanan atau sayuran,” paparnya. 

Peran komunitas sangat menentukan keberhasilan pengelolaan sampah dalam bentuk usaha bank sampah. Untuk memulainya bisa dilakukan dari diri sendiri dulu dengan mengelompokkan jenis sampah tersebut, kemudian dikumpulkan setelah banyak disetorkan ke unit pengelola bank sampah, masing-masing setoran tercatat di buku bank sampah dan buku besar bank sampah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *