sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

SBMI WONOSOBO DOA UNTUK KESELAMATAN ETI DAN TUTI

1 min read
Maizidah Salas : Kasus Eti dan Tuti Tursilawati jadi pembelajaran besar, bahwa menjadi buruh migran itu penuh dengan resiko, maka berorganisasi itu harus jadi kebutuhan, pemerintah harus mengakui keberadaan organisasi buruh migran.

sbmi wonosobo save tuti eti4 SBMI Wonosobo melakukan doa bersama untuk keselamatan Eti dan Tuti Tursilawati, dua buruh migran asal Kabupaten Majalengka Jawa Barat yang terancam hukuman mati. Doa bersama itu dilakukan pada saat pertemuan rutinkelompok usaha bersama (26/10/2015).

Menurut Maizidah Salas ketua SBMI Wonosobo, solidaritas itu bisa dilakukan dalam bentuk apapun, termasuk doa bersama. “hidup ini banyak faktor x, mudah-mudahan dengan adanya doa bersama ini, Eti danĀ  Tuti Tursilawati selamat dari hukuman mati” Jelasnya.

Meski kesehatannya belum pulih akibat kecelakaan, ia terus memotivasi anggotanya untuk tetap bersolidaritas terhadap sesama buruh migran. Peristiwa yang dialami oleh Eti dan Tuti jadi pembelajaran besar bagi semua keluarga buruh migran, bahwa bekerja menjadi buruh migran itu penuh resiko. Untuk mengurangi resiko itu calon buruh migran harus siap lahir batin, siap dengan keterampilan kerja dan bahasa dan lainnya. Termasuk pentingnya berorganisasi dan berjejaring, karena tidak semua pengaduan masalah buruh migran tidak bisa 100% ditangani oleh pemerintah.

sbmi wonosobo save eti tuti3Oleh karena itu lanjut Salas, seluruh pengurus dan anggota SBMI di Indonesia menuntut kepada pemerintah dan anggota DPR, agar mengakui organisasi buruh migran dalam revisi undang-undang penempatan dan perlindungan TKI.

“Karena itu adalah amanat dari undang-undang nomor 2/2012 tentang ratifikasi konvensi 1990 perlindungan hak buruh migran dan anggota keluarganya, jika tidak maka pemerintah dan DPR tidak melaksanakan undang-undang,” Tegasnya

Terkait dengan Tuti Tursilawati, jika pemerintah tidak bisa memberikan perlindungan, maka sama saja dengan memperdagangkan bangsanya sendiri, memperbudak bangsanya sendiri. Tuti Tursilawati, melakukan itu karena keterpaksaan, membela diri dari nafsu bejat majikannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *