sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

Pembukaan Konferensi Nasional SBMI: Penyiraman Pohon Harapan untuk Lawan Penindasan Buruh Migran Lintas Sektor

3 min read

Jakarta, 4 November 2023 – Salam Perjuangan!

Serikat Buruh Migran Indonesia atau yang biasa disebut sebagai SBMI melaksanakan pembukaan agenda konferensi nasional buruh migran dan keluarganya dalam rangkaian Kongres-VII SBMI bertema “Memperkuat Akar Gerakan Buruh Migran dan Keluarganya dalam Melawan Penindasan melalui Penindasan Lintas Sektor” pada 4 November 2023 di Gedung Asrama Haji, Jakarta Timur. 

Konferensi Nasional ini dilaksanakan dalam serangkaian agenda pra-kongres VII SBMI sebagai mandat tertinggi organisasi. Adapun yang berhadir di pembukaan konferensi nasional adalah seluruh anggota SBMI dari Aceh sampai Flores Timur dan perwakilan DPLN SBMI Malaysia sampai Timur Tengah sebanyak seribu orang, kementerian dan lembaga terkait, serta jaringan nasional dan jaringan regional masyarakat sipil. Konferensi ini dilaksanakan dengan berbagai tujuan, diantaranya:

  1. Menarik pembelajaran konsolidasi perjuangan lintas sektor penyebab terjadinya migrasi paksa (forced migration) dengan menggali kekuatan dan tantangan yang dihadapi;
  2. Memperluas solidaritas perjuangan buruh migran dengan pendekatan lintas sektor untuk menemukenali faktor pendorong migrasi keluar negeri demi terwujudnya kedaulatan buruh migran dan keluarganya;
  3. memperkuat konsolidasi inisiatif kolektif lintas sektor, muncul sebagai gerakan dan perjuangan dari bawah;
  4. Adanya rumusan strategi program gerakan BMI dan keluarganya dalam melawan pemiskinan dan penindasan.
  5. Adanya dokumen komitmen bersama dari lintas sektor untuk terwujudnya gerakan melawan pemiskinan dan penindasan buruh migran dan keluarganya.

Lintas sektor yang dimaksudkan dan ditujukan dalam tema konferensi dan kongres pun untuk mengkonsolidasikan gerakan lintas sektor baik dalam internal buruh migran dan sektor eksternal yang mempengaruhi buruh migran untuk bermigrasi dan bekerja sebagai buruh migran. Konferensi nasional ini dibuka oleh kata pengantar oleh ketua panitia, Juwarih, beliau menyampaikan bahwa harapan dari tema ini adalah terwujudnya kesejahteraan dan para anggota tetap menjaga harapan untuk perjuangan SBMI. 

Acara ini dilanjutkan dengan penyampaian dari ketua umum SBMI, Hariyanto terkait penyampaian arah gerakan buruh migran Indonesia, Hariyanto membuka dengan berterimakasih kepada seluruh anggota SBMI yang turut hadir dengan berbiaya sendiri, meninggalkan pekerjaan di luar negeri dan tetap menjaga semangat untuk kerja-kerja serikat buruh migran Indonesia. “Salam juga saya sampaikan untuk anggota yang tidak bisa berhadir di kongres 2023 ini untuk menghadiri mandat tertinggi dari organisasi” sambung Hariyanto. Bagi SBMI, bahwa kesejahteraan buruh migran dan keluarganya tidak pernah diberikan secara cuma-cuma namun sejarah adalah saksi bagaimana SBMI dan anggotanya berjuang untuk memenuhkan pelindungan buruh migran Indonesia.

“Carut marutnya persoalan terkait migrasi dan pelindungan bagi buruh migran masih disebabkan oleh kebijakan yang menyebabkan relasi kuasa ketimpangan dari desa sampai kembali ke desa, buruh migran Indonesia masih merasa takut dari praktik perdagangan orang. Melalui kongres yang diadakan, SBMI menegaskan sampai saat ini SBMI tetap berada dalam garis politik yang terkandung di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SBMI” pungkas Hariyanto

Pada kesempatan ini pula, Dewan Pertimbangan SBMI, Dina Nuriyati menyampaikan pidato politik gerakan buruh migran, dalam orasinya berkali-kali ia tegaskan bahwa buruh migran Indonesia berkontribusi besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan negara asal dan negara tujuan dalam artian negara maju masih sangat bergantung dengan buruh migran indonesia.

“bukan kita yang mengemis pekerjaan ke negara tujuan tapi negara tujuan yang membutuhkan buruh migran Indonesia. SBMI harus terus mengawasi implementasi Undang-Undang 18 Tahun 2017 dan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2022 Tentang Penempatan dan Pelindungan Awak Kapal Niaga Migran dan Awak Kapal Perikanan Migran” Jelas orasi Dina Nuriyati.

Berkesempatan hadir pula sekaligus membuka seluruh rangkaian Kongres-VII SBMI Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menyampaikan bahwa pemerintah, lembaga  dan stakeholder tetap harus bekerjasama dalam implementasi kebijakan terkait buruh migran pun menteri ketenagakerjaan menyampaikan bahwa SBMI juga menjadi pihak yang berkontribusi besar terhadap lahirnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia. 

“Saya tidak berhenti untuk terus mengagumi langkah-langkah yang dilakukan oleh SBMI yang secara umur sudah 20 tahun di forum kongres ini sudah yang ketujuh. kami menyadari upaya yang dilakukan oleh pemerintah belum memenuhi seluruh kepentingan teman-teman yang bekerja di luar negeri dan sadar bahwa pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dengan kata lain membutuhkan kolaborasi antar kementerian, lembaga,  pemerintah kota sampai desa dan stakeholder dari gunung sampai hilir untuk menyiapkan hulu yang menjadi sumber perekrutan pekerja migran indonesia dengan penguatan yaitu skill dan kompetensi para buruh migran Indonesia”tutur menteri ketenagakerjaan.

Setelah membuka acara secara resmi, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Luar Negeri yang diwakilkan oleh disposisi direktorat jenderal, beserta ketua umum SBMI melakukan penyiraman tiga pohon harapan buruh migran secara simbolik dan menutup acara dengan sesi foto bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *