sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

JEJEN NURJANAH : ANAK BURUH MIGRAN PERLU PERHATIAN KHUSUS

2 min read
Dalam konteks anak dan migrasi keluar negeri, setidaknya ada dua persoalan yang ditimbulkannya yaitu pelanggaran terhadap hak-hak anak dan pemberangkatan anak dibawah umur ke luar negeri, kerentanan ini perlu mendapat perhatian khusus.

Jejen Nurjanah Ketua SBMI Jawa Barat

Jejen Nurjanah Ketua SBMI Jawa Barat
Jejen Nurjanah Ketua SBMI Jawa Barat

Dalam konteks anak dan migrasi keluar negeri, setidaknya ada dua persoalan yang ditimbulkannya yaitu pelanggaran terhadap hak-hak anak dan pemberangkatan anak dibawah umur ke luar negeri.

Hal itu sampaikan oleh Jejen Nurjanah Ketua SBMI Jawa Barat dalam sebuah diskusi dan sosialisasi tentang penyusunan konsep pengasuhan anak berbasis masyarakat yang dilaksanakan oleh Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat pada Jumat (29/8/2014) di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung.

Anak-anak sering menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang-orang terdekat seperti ayah tiri, guru ngaji, tetangga, kenalan di media sosial, ibu, dan guru sekolah formal. 

Diteruskan berdasarkan fakta yang ada menunjukkan bahwa kekerasan seksual ternyata terjadi cukup masif di delapan kabupaten di Jawa Barat, yaitu Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Tasikmalaya.

“Saat ini ada 6 jutaan buruh migran yang bekerja diluar negeri , diprediksi ada jutaan anak yang ditinggalkan oleh ibunya, ini harus mendapat perhatian khusus, karena mereka juga generasi penerus bangsa yang harus dilindungi dari segala bentuk kekerasan termasuk kekerasan seksual, karena anak yang mengalami kekerasan seksual, dampak langsung dan tidak langsungnya banyak, misalnya mimpi buruk, ketakutan yang berlebihan pada orang lain, dan konsentrasi menurun yang akhirnya akan berdampak pada kesehatan. Yang lebih parah ketika mengalami fobia pada hubungan seks yaitu ketakutan yang sangat berlebihan yang dapat menghambat kehidupannya” Jelasnya

Sementara itu P2TP2A Jawa Barat membuat hipotesis bahwa untuk mengantisipasi itu persoalan hulunya ada pada ketahanan keluarga yang membuat anak-anak merasa nyaman dan tenang. Atas dasar itu, P2TP2A Jawa Barat menginisiasi kajian tentang PABM untuk dapat diterapkan menjadi model pengasuhan yang akan menjadikan lingkungan ramah terhadap anak ditinjau dari sosiologi dan hukum.

Narasumber lainnya dalam kegiatan tersebut adalah ketua P2TP2A Jawa Barat Ibu Netty Prasetiyani Heryawan, pakar Sosiologi Sri Sulastri yang memaparkan Potret dan Problematika Keluarga di Jawa Barat Masa Kini,  dan pakar hukum Yesmil Anwar memaparkan tentang Penyadaran Hukum Dalam Kasus-Kasus Anak dan Perempuan. 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *