ToT Untuk Pengorganisiran di Desa: Komitmen SBMI Untuk Memperkuat Peran Desa Dalam Tata Kelola Migrasi 

Jakarta, 3 Oktober 2024 – Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) didukung oleh Freedom Fund sukses menggelar Training of Trainers (ToT) untuk fasilitator diskusi pengorganisasian di desa pada 1 hingga 3 Oktober 2024. Pelatihan yang berlangsung di Sekretariat Dewan Pimpinan Nasional SBMI, Jakarta ini bertujuan untuk membekali peserta menjadi fasilitator atau trainer yang nantinya akan melakukan pengorganisiran di desa-desa, terutama dalam pemberdayaan buruh migran dan keluarganya di desa., organisasi global yang berfokus pada pemberantasan bentuk-bentuk perbudakan modern dan eksploitasi.

Kegiatan ini didorong oleh komitmen SBMI untuk memperkuat peran desa dalam tata kelola migrasi yang aman serta mencegah risiko perdagangan orang. Desa, sebagai garda terdepan perlindungan buruh migran, memainkan peran penting dalam menerapkan amanah UU No. 18 Tahun 2017 dan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.

“Pelatihan ini menargetkan peningkatan kapasitas peserta agar para peserta yang dalam hal ini adalah pengurus di SBMI Tegal dan Pemalang nantinya dapat berperan sebagai trainer di komunitas yang akan diorganisir. Pelatihan ini tidak hanya memberikan materi teori, tetapi juga menyiapkan para peserta untuk kedepannya dapat memfasilitasi diskusi dengan melibatkan simulasi dan role play sebagai trainer dan fasilitator,” jelas Ketua Umum SBMI dalam sambutannya.

Para peserta yang terdiri dari perwakilan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) SBMI Tegal dan Pemalang terlibat aktif dalam berbagai sesi role play, di mana para peserta berlatih langsung menjadi fasilitator untuk diskusi kelompok serta simulasi sebagai trainer. Aktivitas ini dirancang untuk memastikan peserta mampu mengimplementasikan metode pengorganisasian secara mandiri di lapangan nantinya.

ToT Untuk Pengorganisiran di Desa: Komitmen SBMI Untuk Memperkuat Peran Desa Dalam Tata Kelola Migrasi  28/06/2025

Dalam salah satu sesi pengorganisasian, Juwarih, Sekretaris Jenderal SBMI yang juga bertindak sebagai fasilitator, menekankan pentingnya organisasi buruh migran dalam memperjuangkan hak-hak mereka. “SBMI hadir untuk memberikan perlindungan dan memperkuat posisi buruh migran di tengah berbagai tantangan yang mereka hadapi. Kami ingin memastikan setiap anggota memahami peran strategis mereka dalam pengorganisasian dan pentingnya solidaritas di antara sesama buruh migran,” ujar Juwarih.

Hasriadi Massalam, perwakilan Freedom Fund yang juga menjadi fasilitator dalam pelatihan ini, menambahkan, “Penting bagi para buruh migran untuk memiliki pemahaman mendalam tentang hak-hak mereka dan bagaimana mereka dapat memperjuangkannya. Dalam pelatihan ini, kami fokus pada peningkatan kapasitas peserta tidak hanya sebagai fasilitator, tetapi juga sebagai penggerak di komunitas mereka. Melalui role play dan diskusi mendalam, kami berharap peserta mampu membawa perubahan nyata di tingkat desa.”

Dalam pelatihan ini, fokus utama diberikan pada pemahaman tentang ketidakadilan gender dalam proses migrasi, peta kasus buruh migran, dan pentingnya berorganisasi. “Melalui role play, peserta tidak hanya mengasah kemampuan komunikasi dan fasilitasi, tetapi juga memahami lebih dalam tentang tantangan yang dihadapi buruh migran, khususnya ketidakadilan gender yang terjadi di atas kapal atau di pekerja yang bekerja di sektor laut. Ketidakadilan gender juga kerap menimpa awak kapal perikanan migran, pelatihan ini juga akan lebih menganalisa bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang terjadi pada awak kapal perikanan, dalam memperjuangkan hak-hak mereka,” tambah Ade Herlina, salah satu fasilitator utama.

Dengan dukungan dari Freedom Fund, SBMI berharap bahwa para peserta akan kembali ke komunitas mereka dengan bekal yang cukup untuk memimpin diskusi dan mengadvokasi hak-hak buruh migran, sekaligus menjadi agen perubahan di desa masing-masing.

Views: 45