Serikat Buruh Migran Indonesia

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

 SBMI Lombok Timur, Kecam Kasus Penembakan PMI di Malaysia

2 min read
dokumentasi: sbmi.or.id migrant day 2023

Dokumentasi: sbmi.or.id Migrant Day 2023

Lombok Timur, 2 Agustus 2024 —  Dewan Pimpinan Cabang Serikat Buruh Migran Indonesia (DPC SBMI) Lombok Timur yang diwakilkan departemen Advokasi;  Eko Rahady, SH, Yuza, SH, dan Sulhan SH, dengan tegas mengecam tindakan brutal dan tidak manusiawi yang dilakukan oleh warga Malaysia, yang telah mengakibatkan kematian Gafur, seorang pekerja migran Indonesia. Kematian Gafur, yang berasal dari Dusun Kecego, Desa Waringin, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menjadi sorotan serius bagi masyarakat dan pihak berwenang.

Gafur, yang bekerja di kebun sawit di Simpang Ngu Miri, Malaysia Timur, ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dengan luka tembak di sejumlah bagian tubuhnya pada Senin malam, 29 Juli 2024. Peristiwa ini mencerminkan kekejaman dan ketidakmanusiawian yang tidak dapat diterima. “Tindakan-tindakan seperti ini tidak bisa ditolerir,” ujar Eko Rahady, SH, Yuza, SH, dan Sulhan, SH dalam keterangannya.

DPC SBMI Lombok Timur mendesak agar aparat penegak hukum segera menangkap dan menindak pelaku sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Indonesia serta prinsip-prinsip hak asasi manusia dan hukum di Malaysia. Mereka juga meminta pemerintah Indonesia untuk memastikan perlindungan bagi keluarga almarhum serta menanggung seluruh biaya pemulangan jenazah korban.

Perlu dicatat bahwa Gafur telah bekerja selama setahun di Malaysia dan berupaya mengejar pelaku yang menembaknya. Sayangnya, pelaku kembali datang dengan teman-temannya dan menembak Gafur dengan senjata jenis airsoft gun, menyebabkan tujuh luka tembak yang fatal.

“Permintaan kami adalah agar pemerintah dan aparat penegak hukum mengambil sikap tegas dan cepat dalam menangani kasus ini serta memastikan jenazah korban segera dipulangkan ke tanah air, karena hal ini tidak bisa ditolerir” tegas departemen advokasi DPC SBMI Lombok Timur

Keluarga korban dan masyarakat luas sedang menunggu kepastian dan keadilan dari pihak berwenang. Kasus ini menjadi pengingat penting akan perlunya perlindungan dan penegakan hukum yang adil terhadap pekerja migran, yang sering kali menghadapi risiko tinggi dan perlakuan tidak manusiawi di luar negeri.

Views: 51

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *