SBMI CIANJUR, FOKUS PENCEGAHAN TRAFFICKING DAN BAKSOS
1 min readSejak November 2013 lalu SBMI Cianjur getol melakukan kegiatan sosialisasi pencegahan tindak pidana perdagangan orang (HUman Trafficking). Hal itu dilakukan karena angka korban trafficking cukup tinggi. Sedikitnya ada 800 korban dalam lima tahun terakhir sejak 2007. Jumlah korban yang tinggi membuat Cianjur menjadi salah satu kabupaten dengan kasus traffikcing tertinggi di Jawa Barat.
“Jumlahnya di lapangan bisa lebih dari itu, karena beberapa faktor seperti minimnya pengetahuan masyarakat, rasa malu atau tidak mau melapor, atas dasar itu kami membantu pemerintah melakukan upaya pencegahan dalam bentuk sosialisasi ke kampung-kampung basis buruh migran”. Ucap Ajat Kordinator Advokasi SBMI Cianjur, Jumat (16/5/13).
Atas dasar tersebut SBMI Cianjur melakukan sosialisasi ke kampung-kampung dan kemudian menyelenggarakan pertemuan yang didalamnya menghadirkan masyarakat, perwakilan Pemerintah Desa dan pihak terkait seperti Disnakertrans, dan Gugus Tugas Pencegahan Trafficking Kabupaten Cianjur.
Selain kegiatan sosialisasi pencegahan trafficking SBMI Cianjur bekerja sama dengan Disnakertrans Provinsi Jawa Barat dan Yayasan Lepas untuk melakukan bakti sosial dalam bentuk pelayanan kesehatan gratis di kampung-kampung buruh migran.
“Akhir Januari 2014 lalu kami melaksanakan ini di Desa Kemang Kecamatan Bojong Picung Cianjur, dari kegiatan yang kami lakukan, sedikitnya 200 keluarga buruh migran bisa mengakses layanan kesehatan gratis”. Paparnya