sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

Profi Kadiv Pemberdayaan Ekonomi SBMI Lumajang, Suprihatin (Mbok Tin)

2 min read

Suprihatin (Mbok Tin)

Suprihatin yang biasa disapa dengan sebutan Mbok Tin adalah salah satu Pengurus  Dewan Pimpinan Cabang Serikat Buruh Migran Indonesia (DPC SBMI) Lumajang periode 2022-2026. Mbok Tin ditunjuk oleh Ketua DPC SBMI Lumajang untuk mengisi salah jabatan sebagai Kepala Divisi  (Kadiv) Pemberdayaan Ekonomi. 

Mbok Tin lahir di Kabupaten Aceh Selatan pada 22 Januari 1983. Pendidikan terakhirnya adalah Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Persatuan Guru Republik Indonesia 4 (PGRI 4) di Kota Blitar. 

Pada tahun 2002, Mbok Tin menikah dengan Anam yang berasal dari Lumajang dan sempat berdomisili di Blitar. Mbok Tin telah dikaruniai dua orang anak dan saat ini ia sedang mengandung anak ketiga.

Mbok Tin pernah menjadi Buruh Migran Indonesia di negara Taiwan selama 4 tahun. Berangkat tahun 2018 dan pulang tahun 2021. Sepulang dari Taiwan Mbok Tin bersama keluarga hijrah dan berdomisili di Desa Sarikemuning, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. 

Selama mengabdi di SBMI, Mbok Tin  bersama pengurus DPC SBMI Lumajang lainnya banyak melakukan pendampingan kepada para BMI yang bermasalah dan BMI korban pengiriman nonprosedural baik yang sakit maupun meninggal dunia di negara penempatan. 

Bersama pengurus yang lain, Mbok Tin juga aktif memberikan edukasi kepada warga Kabupaten Lumajang yang  mau bekerja ke luar negeri agar menempuh jalan yang sesuai prosedur. Selain itu, Mbok Tin juga memperjuangkan hak dan keadilan buruh migran aktif, mantan buruh migran dan anggota keluarganya serta mengupayakan pemberdayaan ekonomi bagi mantan dan keluarga Buruh Migran Indonesia. 

Mbok Tin berharap agar semua Buruh Migran Indonesia, baik yang masih  aktif, yaitu warga Indonesia yang sedang bekerja di luar negeri maupun mantan dan keluarga Buruh Migran Indonesia untuk bergabung dengan SBMI.

Pemerintah, mulai dari pemerintah pusat sampai pemerintah desa, harus  lebih peduli kepada buruh migran, mantan buruh migran dan keluarganya dan tidak menjadikan isu buruh migran yang paling belakang karena BMI adalah penghasil devisa negara terbesar nomor dua setelah migas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *