sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

NOBAR BYE DI INDRAMAYU, KETUA DPC SBMI: MASYARAKAT AGAR LEBIH HATI-HATI

2 min read

Serangkaian acara nonton bareng (nobar) dan diskusi film dokumenter berjudul “Before You Eat” (BYE) sudah memasuki wilayah Kabupaten Indramayu dan penyelenggaraanya bekerja sama dengan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) SBMI Indramayu.

Pada tanggal 24 Juni 2022, nobar dan diskusi film BYE digelar di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan dan dihadiri oleh 86 penonton dari berbagai kalangan. Pada sesi diskusi, DPC SBMI Indramayu sebagai panitia penyelenggara menghadirkan 5 orang narasumber, yaitu perwakilan dari DPN SBMI, produser film BYE, perwakilan dari UPT BP2MI Bandung, dan Ketua Serikat Nelayan Indonesia (SNI).

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) SBMI Kabupaten Indramayu, Akhmad Jaenuri mengungkapkan, Indramayu merupakan daerah kantong pekerja migran dan menjadi penyumbang pekerja migran terbanyak di Indonesia.

“Untuk itu, dengan adanya nobar film dokumenter BYE tersebut diharapkan agar masyarakat Indramayu khususnya, lebih berhati-hati dan waspada saat ingin menjadi pekerja migran, khususnya  di sektor ABK perikanan,” kata Akhmad Jaenuri.

Lebih dari itu, lanjut Jaenuri, diharapkan Pemerintah di Indramayu makin memperkuat kepeduliannya untuk melindungi para pekerja migran khususnya ABK Perikanan.

Perwakilan dari UPT BP2MI bandung, Fredy Situmorang ketika memberikan testimoni usai nobar dan diskusi mengatakan bahwa film BYE telah membuka mata kita semua tentang adanya perbudakan modern di atas kapal yang mengorbankan ABK Indonesia.

“Kami sangat mengapresiasi adanya kegiatan nobar film BYE ini. Harapan kami kepada semua sobat migran agar memperhatikan proses penempatan yang sesuai prosedur. Jangan malas atau takut untuk bertanya kepada pihak pemerintah tentang bagaima cara bekerja ke luar negeri yang benar supaya teman-teman pekerja migran dapat terlindungi,” kata Fredy.

Nobar dan diskusi film BYE di Indramayu digelar di tiga lokasi yaitu di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Desa Krasak, Kecamatan Jatibarang, dan Desa Limbangan, Kecamatan Juntinyuat pada tanggal 24, 25, dan 27 Juni 2022.

Film BYE yang diproduksi oleh SBMI dan didukung Greenpeace Indonesia ini menceritakan bagaimana eksploitasi yang dialami para ABK sejak sebelum berangkat, selama di kapal, hingga tiba kembali di Tanah Air. Beberapa gambar bahkan direkam langsung oleh para ABK menggunakan telepon seluler mereka. Para ABK juga berbagi kisah perjuangan menuntut hak mereka dan rekan-rekan mereka yang meninggal karena sakit hingga dilarung ke laut tanpa persetujuan keluarga. Kekerasan yang dialami, kontrak kerja yang tidak jelas, dan muslihat agen-agen perekrutan serta prosedur pengiriman ABK yang sumir, membuat praktik ini disebut sebagai ‘perbudakan modern’.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *