sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

NOBAR “BEFORE YOU EAT” DI LAMPUNG SELATAN, KADES: KAMI BARU TAHU ADA PERBUDAKAN MODERN DI LAUT

2 min read

Pekerjaan sebagai anak buah kapal, apalagi di kapal asing, sering dianggap sebagai sebuah pekerjaan yang menjajikan masa depan cerah. Terlebih lagi iming-iming sponsor atau calo perekrut yang menjanjikan gaji besar dan proses penempatan yang mudah, menjadikan banyak masyarakat tertarik untuk mendaftar bekerja sebagai ABK di kapal berbendera asing.

Padahal realitanya, nasib mereka di laut lepas tak senikmat hasil tangkapan mereka yang tersaji di restoran-restoran mahal. Film “Before You Eat” membuka mata kita tentang apa yang terjadi di atas kapal penangkap ikan, carut marutnya proses pengiriman tenaga kerja, juga tentang penangkapan ikan berlebihan dan penangkapan spesies yang dilindungi melalui praktik IUU fishing (perikanan ilegal, tidak dilaporkan, tidak diatur).

Ironisnya, masyarakat dan pejabat Pemerintah Desa, khususnya di Lampung Selatan masih belum mengetahui realita yang sebenarnya tentang risiko-risiko ketika bekerja sebagai ABK di atas kapal asing. Bahkan, mereka baru mengetahui realita bekerja sebagai ABK di kapal asing setelah nonton bareng (nobar) film “Before You Eat” yang ditanyangkan di Balai Desa Sukadamai, Kecamatan Natar pada Kamis (26/5/2022) malam.

“Sebelum nonton film yang berjudul “Before You Eat” ini, saya belum pernah membayangkan adanya perbudakan modern di laut sebagaimana kisah nyata yang digambarkan dalam film ini yang dialami warga kita yang bekerja di luar negeri, khususnya yang bekerja sebagai ABK di kapal ikan,” kata Kepala Desa Sukadamai, Eko Setya Budi.

Setelah melihat fakta-fakta melalui film “Before You Eat”, Kades Eko berkomitmen untuk melakukan sosialisasi migrasi aman dan adil yang sesuai prosedur.

“Kedepannya nanti, seandainya ada warga Desa Sukadamai yang ingin menjadi buruh migran ke luar negeri, kita harus antisipasi lebih detail. Proses keberangkatan mereka harus melalui PT atau perusahaan perekrut yang mempunyai izin atau legalitas yang jelas,” tegas Kades Eko.

Atas dasar masih kurangnya pemahaman masyarakat terkait pekerjaan sebagai ABK perikanan  itulah, Dewan Pimpinan Cabang Serikat Buruh Migran Indonesia (DPC SBMI) Lampung Selatan merasa perlu menggelar nobar “Before You Eat” agar dapat memberi gambaran kepada masyarakat tentang risiko-risiko bekerja menjadi ABK di kapal asing, sekaligus melakukan sosialisasi tentang migrasi aman dan adil yang sesuai prosedur.

“Melalui film “Before You Eat” ini kami beharap dapat menunjukkan realita  bekerja sebagai ABK yang ternyata tidak segampang dan semudah anggapan masyarakat selama ini. Film ini telah menunjukkan fakta bahwa ada banyak saudara-saudara kita yang menjadi korban perbudakan modern di laut ketika mereka bekerja sebagai ABK di kapal asing,” kata Ketua DPC SBMI Lampung Selatan, Ismi Malihatun.

Nobar film “Before You Eat” di Balai Desa Sukadamai yang dilanjutkan dengan sesi diskusi ini diselenggarakan oleh DPC SBMI Lampung Selatan dan dihadiri oleh sekitar 125 penonton. Selain Kepala Desa dan warga Desa Sukadamai, hadir pula perwakilan organisasi/komunitas di Lampung serta warga desa lain, termasuk warga dari Lampung Timur.

Pada sesi diskusi, panitia menghadirkan tiga narasumber, yaitu Ketua Umum SBMI, Hariyanto Suwarno, Sutradara film “Before You Eat”, Kasan Kurdi, dan Kepala Desa Sukadamai, Eko Setya Budi. Diskusi berjalan cukup interaktif hingga acara yang dimulai pukul 19.30 WIB ini berakhir pada pukul 23.00 WIB.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *