sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

MENGIDENTIFIKASI KESALAHAN DALAM PEMBERDAYAAN USAHA KELOMPOK

3 min read
Ernawan: ada tujuah kesalahan fatal dalam membangun usaha, jangan melakukan hal tersebut agar usaha dapat berkembang maju dan berkelanjutan

Salah satu bentuk pemberdayaan ekonomi yang dikembangkan oleh Serikat Buruh Migran Indonesia adalah membangun usaha kelompok agar semakin berkembang.

Catatan Serikat Buruh Migran Indonesia, ada banyak pengalaman kegagalan dan keberhasilan dalam membangun usaha kelompok, diantara pengalaman kegagalan yang paling parah adalah membangun usaha kelompok berprinsip hanya untuk coba-coba tanpa analisa, perencanaan dan mitigasi.

Hal ini disampaikan oleh Ernawan Koordinator Departemen Pemberdayaan Serikat Buruh Migran Indonesia, pada saat melakukan kegiatan pemberdayaan di Bandung Jawa Barat (17/10/2019). 

Selain itu, salah satu cara mencegah kegagalan dalam berbisnis, adalah mempelajari kesalahan-kesalahan berikut ini, yaitu:

1. Terlalu memaksakan idenya. Banyak ide itu bagus, tetapi dalam usaha, terlalu memaksakan dengan ide dari diri sendiri, justeru bisa membuat gagal, karena belum tentu idenya diterima oleh pembeli.

Untuk menghindari hal diatas, kita bisa mencari tahu terlebih dahulu apa yang diinginkan pembeli. Bisa dengan membuat survey atau bisa dengan wawancara langsungm

2. Terburu-buru dan tidak memiliki perencanaan yang baik.

Saat usaha sudah mulai memberikan hasil yang nyata, jangan terburu-buru untuk mengembangkan usaha. Buru-buru merupakan naluri manusia yang wajar, namun terlalu cepat bisa membuat usaha tersandung.

Contohnya, seperti ketika kita belajar mengendarai motor, pertama-tama, tentu harus belajar mengenali satu per satu yang perlu diperhatikan sebelum mengendarainya. Selanjutnya, harus rutin latihan agar lancar dalam mengendarai. Tidak mungkin kita langsung mengendarai motor dengan kecepatan penuh bukan, tanpa membangun pengetahuan sedikit demi sedikit mengenai motor tersebut. Hal seperti ini pulalah yang patut kita terapkan dalam berbisnis.

3. Satu keahlian sudah dianggap cukup.

Banyak yang beranggapan bahwa jika sudah memiliki keahlian tertentu dalam bidang usaha tersebut, maka akan sukses. Contohnya, keyakinan untuk membuka usaha restoran yang sukses karena kita pintar dalam memasak. Padahal, hal ini tidak sepenuhnya benar. Pemikiran seperti ini merupakan salah satu alasan mengapa banyak yang kandas di tengah jalan. Membangun usaha mencakup banyak hal, di antaranya adalah supplier, pelanggan, bahan baku, pelayanan, dan lain sebagainya.

Dari sekian banyak hal tersebut, jika hanya memiliki keahlian dalam operasionalnya saja, tentu bisnis akan timpang sebelah. Jadi, kita harus banyak belajar agar bisa menjadi seorang pengusaha yang sukses.

4. Pengambilan penawaran yang tidak logis.

Rasa semangat dan gairah (passion) yang menggebu-gebu itu diperlukan dalam berbisnis tanpa mengesampingkan logika yang benar. Terkadang ada penawaran yang menggiurkan seperti tawaran investasi yang akan mendapatkan keuntungan sepuluh kali lipat dalam waktu satu bulan. Semua orang memang menginginkan untung yang sebesar-besarnya dalam waktu yang cepat itu tidak logis, kecuali merampok, keputusan emosional itu akan membuat bangkrut, maka ambillah keputusan rasional.

5. Tidak mempunyai rencana cadangan.

Ketika usaha sudah berjalan dengan lancar, jangan mudah untuk berpuas diri. Kita harus tetap berwaspada dan membuat rencana lainnya (cadangan). Jika sewaktu-waktu memperoleh masalah, kita sudah siap menghadapinya.

Berdiam diri tidak melakukan inovasi, tidak akan membuat bisnis sukses, justru bisa memicu kompetitor untuk menggerus usaha kita secara perlahan. Contohnya saja di industri obat, dulu masyarakat bersedia meminum obat yang pahit dan tidak enak rasanya karena tidak memiliki pilihan lain. Sekarang, para produsen obat pahit gulung tikar karena kompetitor mereka memberikan pilihan yang lebih baik. Tersedia obat dengan berbagai macam rasa yang enak ketika dikonsumsi.

6. Uang habis.

Uang habis disini adalah sama sekali tidak memiliki uang cash di kasir. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh para pelanggan yang sering hutang atau menggunakan kartu kredit untuk membayar apa yang mereka beli. Padahal, uang cash tersebut seperti darah yang mengalir dalam usaha. Jika aliran uang terhenti, tentu usaha akan tersendat.

7. Sebatas menjalankan proyek

Ini adalah kesalahan paling patal, jika kita membangun usaha hanya untuk menjalankan proyek, lebih baik tidak usah dilanjutkan karena dipastikan akan hancur bertubi-tubi.

Ernawan menyimpulkan, dalam membangun usaha harus ada penelitian terdahulu tidak boleh coba-coba, tidak boleh memaksakan ide tapi harus bertujuan kebutuhan pelanggan, tidak boleh terburu-buru dalam pengembangan, puas dengan satu kahlian, tidak boleh mengambil keputusan emosional tidak rasional, tidak memiliki rencana cadangan, tidak memiliki uang tunai, dan tidak boleh hanya untuk menjalankan proyek.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *