sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

Bicara di Konferensi PBB, SBMI Menuntut Penguatan Serikat Buruh Migran

2 min read

Sekjen Serikat Buruh Migran Indonesia Bobi Anwar Ma’arif menyampaikan pentingnya penguatan Serikat Buruh dalam diskusi di kantor perwakilan PBB yang membidangi Bisnis yang bertanggung jawab dan Hak Asasi Manusia. Demikian disampaikannya pada side event yang dilaksanakan sekitar pukul 12.30 sampai dengan 13.40 pada Jumat, 9 Juni 2023 di Bangkok.

Bobi menyampaikan bahwa di negara-negara Asia Tenggara kekuatan bisnis sangat dominan dan pemerintahnya cenderung korup. Maka program pemberdayaan untuk Serikat Buruh itu menjadi sangat penting.

Sebagai bukti pengalaman, jelasnya. Sejak tahun 2014 sampai sekarang SBMI telah menangani kasus Awak Kapal Perikanan sebanyak 696 kasus, rata-rata per tahun sebanyak 77 kasus. Menangani kasus nelayan migran itu sangat berat karena aturannya sangat lemah, kami mendatangi kementerian dan lembaga yang kami anggap mempunyai kewenangan, tetapi mereka tidak dapat menangananinya, mereka saling melempar tanggung jawab, yaitu Badan National Penempatan dan Pelindungan TKI ke Luar Negeri, Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Perhubungan serta Kepolisian. Sehingga kami terpaksa melakukan aksi demonstrasi secara langsung ke perusahaan perekrut dan mempublish di media sosial. Penanganan kasus secara litigasi melalui peradilan juga kebanyakan gagal, ada laporan sejak 2014 sampai sekarang itu mandek di kepolisian.

Kemudian, sejak saat itu juga SBMI juga sangat aktif mendorong pemerintah dalam memperkuat aturan. Dalam memperkuat aturan itu waktunya sangat lama, contohnya perubahan Undang Undang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia itu memakan waktu 7 tahun, dan mendorong penerbitan aturan turunannya butuh waktu selama 5 tahun. Sangat melelahkan.

Oleh karena itu, maka SBMI mencari cara lain dengan memperkuat dirinya sendiri. Antara lain:

Meningkatkan kapasitas, seperti pelatihan tentang hak, hak berorganisasi, mengumpulkan pengetahuan dari para awak kapal perikanan, membuat film dokumenter, lalu menonton bareng dan mendiskusikan hikmah dibalik film Before You Eat untuk meningkatkan kesadaran, karena masih ada masyarakat yang tidak benar-benar menyadari ini adalah sebuah masalah besar, mereka masih menganggap ini adalah takdir. Selain itu juga perlu membuat pelatihan keterampilan untuk membuat laporan pengaduan, membuat kronologi, mengumpulkan bukti-bukti. Membuat pelatihan dan penelitian yang partisifatif.

Lebih lanjut Bobi menambahkan jika pemberdayaan ekonomi juga menjadi hal yang penting agar buruh migran tidak menjadi korban lagi. Misalnya pemberdayaan melalui program reintegrasi. Pada progam reintegrasi ini, buruh migran dibekali keterampilan usaha dan bantuan modal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *