sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

CAK IMIN DAN GANJAR SAMBANGI STAND SBMI WONOSOBO

1 min read
Cak Imin dan Ganjar kunjungi stand SBMI Wonosobo yang menjajakan produk hasil olahan mantan buruh migran, apresiasi para pejabat tidak boleh hanya menjadi pemanis bibir, lebih dari itu harus menjadi kebijakan yang mendorong mantan buruh migran untuk menciptakan lapangan kerja produktif,

Cak Imin dan Ganjar Pranowo berbincang sambil menikmati dawet di stand SBMI Wonosobo

 

Cak Imin dan Ganjar Pranowo berbincang sambil menikmati dawet di stand SBMI Wonosobo
Cak Imin dan Ganjar Pranowo berbincang sambil menikmati dawet di stand SBMI Wonosobo

Jelang tengah hari dua orang pejabat tinggi yaitu Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo kunjungi stand SBMI Wonosobo di Expo Kreatifitas Wirausaha Muda untuk Indonesia Mandiri yang diselenggarakan oleh Fatayat NU bekerjasama dengan Pemprov Jateng di Musium Lawang Sewu Semarang (15/9/2014). Kontan kunjungannya menyedot perhatian masyarakat pengunjung.

Maizidah Salas beserta anggota SBMI Wonosobo mengaku senang stand pamerannya dikunjungi, karena stand SBMI Wonosobo memamerkan produk-produk hasil olahan mantan dan keluarga buruh migran.

“Syukur alhamdulilah, setidaknya hasil kerja keras mantan dan keluarga buruh migran diapresiasi para pejabat, inikan menjadi pemicu semangat untuk terus menciptakan kegiatan usaha yang produktif” Papar Ketua SBMI Wonosobo yang biasa dipanggil Saras

Tidak sekedar mengunjungi, Cak Imin dan Ganjar juga mampir dan berbincang dengan penjaga stand SBMI Wonosobo sambil menikmati dawet minuman tradisional.

Sebelumnya Salas menjelaskan bahwa keikutsertaannya dalam expo tersebut tidak lain untuk memamerkan dan menjual berbagai macam produk-produk unggulan hasil olahan mantan buruh migran asal Wonosobo, seperti Carika, Tempe Kemul Crispi, Opak Singkong Pedas, Kecap Berkah Selera, Tiwul Instan, Gula Aren dan Cimplung.

Sebagai salah satu peserta expo, SBMI Wonosobo harus bersaing dengan peserta lainnya dari berbagai daerah dan luar daerah, antara lain dari Jawa Barat, Makassar, Ternate, Nusa Tenggara Barat, Jambi dan Padang. 

Saras berharap apresiasi para pejabat tidak hanya pemanis bibir, lebih dari itu harus menjadi kebijakan yang mendorong mantan buruh migran untuk menciptakan lapangan kerja produktif, terlebih Cak Imin telah membuat peta jalan menuju zero domestic worker.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *