sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

19 TAHUN HILANG KONTAK DI ARAB SAUDI: JUARIAH DIPERTEMUKAN KEMBALI DENGAN KELUARGANYA

3 min read
Juwari ketua SBMI Indramayu, selaku penerima kuasa dari keluarga Juariah mengapresiasi atas kinerja tim Perlindungan WNI KJRI Jeddah yang sudah bekerjasama dengan baik untuk menemukan keberadaan Juariah yang 19 tahun hilang kontak.

Wasiyem saat converence video call dengan Juariah

15902890_1297135237016818_317382977_oIndramayu, Selasa (3/1/17) dikediaman bapak  kepala Desa Sukadana (Ino Norita),  Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Indramayu bersama KJRI Jeddah telah memfasilitasi  Mastara (orang tua  juariyah) beserta keluarga dari buruh migran a.n Juariah asal Desa Sukadana Blok Karang Moncol Kec. Tukdana Kab. Indramayu Jawa Barat dengan menggunakan conference video call via IMO.

Juariyah buruh migran asal Indramayu tersebut telah hilang kontak dengan keluarganya selama 19 tahun sejak keberangkatannya menjadi buruh migran di Arab Saudi pada tahun 1996 sampai tahun 2016 sama sekali tidak pernah berkomunikasi sama keluarga yang ditinggalkan.  Hal tersebut membuat keluarga yang ditinggalkan cemas hampir setiap hari memikirkan keberadaanya.

Dilatarbelakangi dengan kecemasan yang mendalam akhirnya Masastra( Orang tua Juariah) memberanikan diri mendatangi sekretariat Serikat Buruh Migran Indonesia Cabang Indramayu yang berada di Desa Krasak kecamatan Jati Barang Indramyu, kedatangannya tersebut awalnya hanya ingin berkonsultasi tetapi pada akhirnya membuat aduan resmi ke SBMI Indramayu dengan menceritakan persoalan mulai dari tahun 1996 sampai tahun 2016 tidak ada kabar sama sekali.

SBMI Indramayu langsung menindak lanjutin dengan membuat pengaduan lewat surat elektronik ke KJRI Jeddah dengan penuh harap  adanya peran dari perwakilkan Republik Indonesia yang ada di Jeddah bisa menemukan Juariyah dengan selamat. Atas dasar pengaduan dari SBMI Indramayu akhirnya pada tanggal 3 Januari 2017 berhasil mempertemukan kembali keluarganya selama 19 tahun putus komunikasi dengan berbicara langsung dan menatap wajahnya melalui conference video call via IMO.

Raut wajah yang semringah ( berseri ) telah ditunjukan oleh Juariah maupun Masastra terasa tidak percaya bahwa anaknya yang sekian tahun lamanya tidak pernah ada kabar kini bisa berbicara langsung dan melihat wajahnya walaupun hanya di layar handphone, sontak seketika, luapan kegembiraan bercampur haru nampak jelas dirasakan oleh keluarga Juariah di kampung halaman saat conference video call, tangis bahagia langsung meledak bersama para keluarganya.

“Alhamdulillah akhirnya saya merasa tenang dan gembira bisa melihat wajah dan mendengar suara anak saya lagi yang sudah 19 tahun baru melihat wajahnua lagi. Syukurlah anak saya masih hidup,” kata Wasiyem  ibu juariah dengan tersedu-sedu sambil mengusap air matanya”

D M Hery Saripudin, melalui conference video call menceritakan kronologis tim perlindungan WNI KJRI Jeddah pada saat menemukan Juariah.

Awalnya, kata Hery, Tim Perlindungan melacak keberadaan Juariah melalui komunikasi intensif dengan berbagai instansi terkait Pemerintah setempat, dan baru menemukan titik terang setelah menerima laporan ditemukannya Juariah dari pihak Kepolisian Taif KJRI Jeddah, sebagai respons atas nota diplomatik yang dikirimkan KJRI Jeddah ke kantor Gubernur Taif melalui Kemlu Arab Saudi.

“Juariah dijemput pihak kepolisian Taif di sebuah acara undangan pernikahan dan langsung dibawa ke kantor polisi. Staff kami lansung meluncur ke sana (kantor polisi -red.) dan kemudian staff kami langsung membawa Juariah ke tempat rumah persinggahan sementara KJRI Jeddah sambil menunggu untuk diurus hak-haknya dan dokumen kepulangannya,” jelas Hery.

Juwari  ketua SBMI Indramayu,  selaku penerima kuasa dari keluarga Juariah mengapresiasi atas kinerja tim Perlindungan WNI KJRI Jeddah yang sudah bekerjasama dengan baik untuk menemukan keberadaan Juariah yang 19 tahun hilang kontak. Bahkan berharap KJRI bukan hanya mencari dan menemukan tatpi juga secepat mungkin memulangkan dengan hak- hak semasa bekerja 19 tahun.

Bahwa kasus yang serupa masih banyak dialami oleh buruh migran asal Indramayu di Arab Saudi bahkan kebijakan penghentian permanen bagi PLRT Pengguna perorang di kawasan Timur Tengah tidak berdampak apapun bagi oknum/PPTKIS untuk tetap memberangkatkan ke Timur Tengah bahkan kenegara Irak yang sedang dilanda peperangan, saya berharap pemerintah bertindak tegas kepada pelaku penempatan non prosedural ke Iraq karena itu sudah diindikasikan sebagai perdagangan orang” Tambah Juwari”

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *