sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

SBMI FOKUS PADA PENGEMBANGAN KAPASITAS

3 min read
Peningkatan kapasitas akan mendongkrak pemenuhan hak dan kepentingan buruh migran

Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) tahun depan akan fokus terhadap pengembangan dan kapasitas koorganisasian SBMI  dari desa melalui pemberdayaan ekonomi dan penanganan kasus.

“Peningkatan kapasitas ini tidak hanya ada di level nasional atau pusat, tetapi peningkatan dan pengembangan ini akan mencoba di kembangkan di cabang daerah kemudian sampai di level desa”. Ujar Hariyanto selaku ketua serikat buruh migran Indonesia.

Untuk mendukung progam pengembangan kapasitas ini agar maksimal dan  lebih baik dua tahun ke depan ada sebuah outcome atau hasil yang di capai secara universal antara lain :

  1. Meningkat dan berkembangnya kapasitas keorganisasian SBMI sampai ke level desa.
  2. Penguatan aktivitas ekonomi produktif bagi buruh migran dan anggota keluarga.
  3. Penanganan kasus buruh migran di negara asal dan negara penempatan dengan mekanisme klaim massal.

Sejuh ini data SBMI menunjukan bahwa persoalan ekonomi yang melatarbelakangi buruh migran  bekerja di luar negri yang kemudian menjadi korban perdangan orang dan lain sebagainya. SBMI akan membangun ekonomi alternative di desa dengan adanya  koperasi nasionl yang akan di kembangkan di beberapa desa di Indonesia dan luar negri. Di desa masih sangat minim orang yang sadar akan kemampuan  masyarakat untuk bisa memberi masukan kepada desa berbasis komunitas. Dalam program ini, sbmi mempunyai pengeluaran adanya kesadaran mantan buruh migran dan anggota keluarga  untuk berkumpul dan berserikat di desa. Sbmi mendorong komunitas di desa  agar masyarakat  sadar bahwa berserikat itu penting .

Untuk menjukan kesadaran berbasis desa, ada beberapa aktivitas yang sudah SBMI buat di antaranya bulan depan akan diadakanya fokus group diskusi (FGD). Aktifitas yang dilakukan dalam FGD antara lain:

  • Pembuatan draf alat kerja atau asismen desa sasaran.
  • Finalisasi kriteria sasaran cabang SBMI daerah
  • Finalisasi alat kerja panduan pertanyaan
  • Finalisani modul panduan para legal.
  • Finalisasi alat kerja konseling para legal dan management ke uangan daerah.
  • Finalisasi alat kerja asismen sampai pembentukan koperasi hongkong, Taiwan dan arab Saudi
  • Mengenalkan mekanisme berbasis tegnologi

Agenda kegiatan FGD ini adalah Pengembangan koperasi secara menyeluruh di Indonesia dan di luar negri. Kemudian diskusi komunitas di masing masing desa setiap bulan tentang pentingnya berkumpul dan berserikat ada beberapa agenda diantaranya : diskusi komunitas di 15 desa di 5 kabupaten  tentang pemahaman apa itu pentingnya berserikat dan berkumpul serta menggali potensi desa dalam dukungan warga dan peluang desa. Agenda ini membuktikan apa yang menjadi tolak ukur desa itu maju atau tidak, tolak ukur bahwa buruh migran dikatakan sebagai pahlawan devisa.

Setelah kapasitas ini mampu dan berjalan dengan baik, SBMI akan melegangkan dengan musyawarah desa pembentukan DPD SBMI desa kemudian DPN memberikan SK kepada pengurus di DPD SBMI desa kemudian memberikan kepada pemerintah desa untuk bekerja sama tentang adanya komunitas didesa. Setelah terbentuknya komunitas di desa, kemudian akan di arahkan bahwa sbmi  ada anggaran dasar, sosialisali, keuangan,peraturan organisasi, SOP dan kasus. Aktivitas yang akan dilakukan antara lain training kepada pengurus daerah slama 3 hari dalam rangka implementasi peraturan organisasi dan SOP orgaisasi. Selain itu  ada dua output diantaranya di bentuknya model pemberdayaan ekonomi di komunitas mantan buruh migran dan anggota keluarga di desa. Artinya pengurus pimpinan desa harus membentuk devisi pemberdayaan sendiri yang fokus membicarakan pemberdayaan untuk mendukung sebuah organisasi.

SBMI akan mencoba mengadakan kegiatan dibeberapa daerah minimal kabupaten misalnya training kewirausahaan serta ekonomi. Pentingnya membangun sebuah ekonomi berbasis kelompok dan media koperasi di butuhkan karena koperasi salah satu yang mendukung organisasi  dengan 5 % sosial dan 5 % pendidikan itu digunakan untuk menangani kasus dan sebagainya. Kemudian target SBMI dalam progam ini adanya  pembentukan kelompok usaha berbasis koprasi di 25 desa  , training analisis usaha berbasis potensi desa.

Team penangnan kasus buruh migran di negara asal dan negara penempatan dengan mekanisme klaim massal yang artiya SBMI akan menangani kasus itu tidak hanya orang yanga sudah kembali akan ditangani dan yang dituntut hanya perusahaan yang ada di indonesia tapi kedepan akan mencoba memberikan konpensasi bagi buruh migran yang bermasalah akan diklaim kan  dari luar negri kemudian mendapatkan konpensasi dari dalam negeri.

“SBMI akan mencoba membuat mediator sendiri , menciptakan 20 paralegal kedepan untuk menjadi mediator dengan harapan bisa membuka callsenter sendiri  dan akan membuka apa itu lembaga mediasi sendiri”. Tegas Hariyanto ketua SBMI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *