sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

ORANG KOTA JUGA BERPOTENSI JADI ORBAN PENGANTIN PESANAN

2 min read
Mahadir : Berdasarkan data SBMI, hingga saat ini mencatat ada 6 perempuan korban perdagangan orang bermodus pengantin pesanan

Orang kota yang memiliki akses informasi lebih baik dari dari orang desa, ternyata berpotensi menjadi korban perdagangan orang bermodus pengantin pesanan. Demikian disampaikan oleh Mahadir pada saat mengantarkan salah satu korban di Mampang Prapatan  Jakarta Selatan.

Justeru dengan kemudahan akses informasi itu, kata Mahadir, malah menjadi pintu masuk kedalam jeratan perdagangan orang bermodus pengantin pesanan.

“Seperti yang dialami oleh RE (23) dari Bogor, ia ditawari untuk menikah dengan orang China oleh seorang Selebritis Instagram (selebgram) yang di follownya,” paparnya.

Berdasarkan kronologinya, RE adalah salah satu follower akun Instagram KH, hampir setiap kali KH mengupdate status, RE selalu melikenya. Karena itulah kemudian ia di chating melalui fitur direct messenger (pesan langsung).

Dalam percakapan chatting tersebut, KH meminta no WhatsApp, setelah itu komunikasinya beralih menggunakan aplikasi WhatsApp. KH  menawarkan untuk menikah dengan orang China.

Bagi RE tawaran tersebut merupakan sesuatu yang aneh, kenapa warga China mau mencari jodoh dengan orang Indonesia. Lalu KH tidak WhatsApp itu dijelaskan panjang lebar tentang enaknya menikah dengan orang China, antara lain calon pengantin prianya adalah orang kaya, punya mobil, bisa memberi uang bulanan sebesar Rp 5 juta.

Faktor publik figur, menjadi salah satu penentu bagi RE untuk mempercayai informasi yang diterimanya.

Setelah itu RE dibawa kerumah RZ untuk penjelasan tentang persyaratan apa saja yang harus dipenuhi. RZ kemudian membawanya ke kantor LS di Season City Jakarta Barat.

LS punya peran penting dalam memuluskan perjodohan dengan warga China, seperti membuat KTP palsu, Surat Keterangan Catatan Sipil, penerbitan buku nikah palsu, akta pernikahan dari Dukcapil, sticker dari Kementerian Hukum dan Ham, sticker dari Kementerian Luar Negeri, penerbitan paspor dan visa  multiple entry, termasuk mempertemukan dengan calon pengantin laki-laki, poto prewedding dan prosesi pernikahan yang didalamnya ada penyediaan penghulu dan saksi palsu.

Penjelasan LS makin menguatkan keyakinan bahwa prosesnya legal. Keyakinan RE makin menguat dengan janji akan mendapatkan uang mahar sebesar Rp 15 juta.
Pada kondisi menganggur, jumlah uang itu terasa besar, setidaknya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, adiknya dan anaknya.
RE mengaku saat itu sedang kesulitan uang setelah tidak lagi bekerja dan menjadi orang tua tunggal.

Dari penjelasan kronologi itu, Mahadir mendapatkan dugaan baru bahwa teknologi informasi melalui aplikasi HP Android berbasis internet, justeru menjadi alat yang menjerumuskan korban kedalam jurang perdagangan orang yang mengakibatkan tereksploitasi.

Kepercayaan terhadap publik figur berdampak pada kondisi tidak mendalami resiko-resiko yang akan terjadi, padahal alat informasi ada dalam genggamannya. 

Lebih lanjut Mahadir juga menemukan fakta-fakta para korban sebelumnya mengalami berbagai kekerasan dalam rumah tangga seperti kekerasan fisik dan penelantaran, kemudian menjadi orang tua tunggal.

RE tidak mengetahui budaya dan hukum disana, tidak tahu diharuskan cepat-cepat hamil sehingga dipaksa berhubungan seks setiap hari, meskipun sedang tidak mood. Dia juga dipaksa mengkonsumsi 41 butir pil penyubur setiap pagi, ditanya terus kapan hamilnya.

RE merasa aneh, satu sisi disuruh cepat hamil, kebutuhan gizinya kurang peduli. Sebagai contoh, setiap hari, RE hanya diberikan makan ubi, sup dan telor, itupun cuma sekali dalam sehari.

Sebelumnya Mahadir berpandangan jika makcomblang selalu mengincar perempuan desa yang miskin dan jauh dari akses informasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *