sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

ISYANTI, SATU SETENGAH BULAN DIPAJANG AGENCY

2 min read
Isyanti : sebenarnya malu dipajang seperti itu, tapi karena sudah terlanjur di negeri orang, apapun yang diperintah Agency terpaksa dituruti

isyanti2-www.sbmi.or.idIsyanti, korban penyekapan PJTKI yang dibebaskan petugas Ditpamwas BNP2TKI pada Senin sore 15 Agustus 2016,  menuturkan pengalamannya saat berada di Singapura. Kepada SBMI ia memberikan kesaksian bahwa setelah sampai di Singapura tidak langsung bekerja, tetapi ditampung terlebih dahulu disebuah penampungan yang lokasinya tidak jauh dari perbatasan Singapura dengan Johor Malaysia. Setelah dua minggu baru kemudian mendapatkan majikan.

Sayangnya baru bekerja selama dua minggu, ia keburu di PHK. Akhirnya ia dikembalikan lagi ke Agency. Ia kemudian ditampung lagi di penampungan yang sama. Dalam penampungan itu ia tinggal bersama ratusan buruh migran dari Myanmar dan Pilipina.

Setiap hari, dari jam 10 pagi hingga jam 10 malam, buruh migran asal Desa Sambimaya Kecamatan Juntinyat Indramayu ini dipajang berjejer didepan kantor Agency. Jejeran buruh migran yang dipajang jumlahnya mencapai 16 orang, 8 orang dibarisan depan dan sisanya belakang. 

“jika ada majikan yang berminat, maka buruh migran yang dijejer dipajang itu akan diwawancara oleh majikan untuk diseleksi, apabila cocok maka langsung dibawa untuk dipekerjakan,” Katanya kepada SBMI.

SBMI.OR.ID-BMI DIPAJANGDari pemajangan buruh migran itu ia pernah diwawancara oleh sepuluh calon majikan, depalan orang diantaranya menggagalkan, sementara dua calon majikan lainnya ia sendiri yang menolak karena pertimbangan banyaknya pekerjaan yang diminta calon majikan.

Isyanti yang pernah bekerja di Abu Dhabi ini mengaku sebenarnya malu dipajang seperti itu, tapi karena ia sudah terlanjur di negeri orang, apapun yang diperintah Agency terpaksa dituruti. Namun hingga satu setengah bulan dipajang, ia tidak mendapatkan majikan yang cocok. Karena tidak ada majikan yang mau, akhirnya Ia malah bully dicaci oleh staff Agency, bola matanya dianggap menakutkan.

Beberapa media online juga menyorot praktik pemajangan buruh migran di Riyadh Arab Saudi. Praktik seperti ini membuat hatin trenyuh, terlebih yang dipajang adalah saudara sebangsa setanah air. Betapa peradaban ini yang dibangun manusia modern ini semakin mundur kebelakang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *