ALHAMDULILAH, AKHIRNYA SURYANA SYAFEI DIPULANGKAN
2 min readSekitar pukul 14.21 WIB hari Minggu 29 Mei 2016, Suryana Syafei salah satu buruh migran asal Kabupaten Cianjur yang mengalami sakit kencing batu tiba di bandara Soekarno-Hatta. Ia dipulangkan dengan pesawat Saudia dengan nomor penerbangan SV 824. Bersamanya ada Ibu Dedeh (istri) dan salah satu petugas KBRI.
Sekitar pukul 16.31 WIB, ia yang duduk lemah diatas kursi roda, bertemu dengan anak-anaknya yang sudah menunggu di Jakarta sejak hari Sabtu 28 Mei 2016. Pertemuan Suryana dan anak-anaknya menjadi peristiwa hujan tangis.
Selama kurang lebih seperempat jam lamanya, Budi salah satu petugas kesehatan di Desk BNP2TKI yang mengantar dari dalam hingga ke pintu kedatangan, membiarkan peristiwa itu berlangsung. Sepertinya ia juga larut dengan situasi.Hingga kemudian ia meminta tandantangan pernyataan dari keluarga Suryana yang tidak bersedia di rujuk ke Rumah Sakit Polri, salah satu Rumah Sakit yang mempunyai kerjasama dengan BNP2TKI dalam layanan kesehatan buruh migran.
Sehari sebelumnya, tanggal 28 Mei 2016, tiga orang pengurus SBMI Arab Saudi turut mengantar dari tempat tinggal Suryana ke Bandara King Khalid Riyadh.
Review Penanganan Kasus Suryana Syafei
Pengurus SBMI Arab Saudi menerima pengaduan dari Suryana pertengahan bulan Maret 2016. Suryana mengalami sakit kencing batu dan dirawat di Rumah Sakit Kingdom. Atas pengaduan tersebut, SBMI Arab Saudi melaporkan kepada KBRI Riyadh.
25 Maret 2016, Suryana harus dioperasi besar, pihak Rumah Sakit tidak mau melakukan operasi besar kecuali atas persetujuan perusahaan. Hal itu karena pertanggungan asuransi Suryana tidak mencukupi. Menyikapi persoalan ini, SBMI Arab Saudi melaporkan kembali kepada KBRI, agar menekan perusahaan untuk bertanggungjawab. SBMI Pusat yang ada di Jakarta juga melakukan hal sama, melaporkan kepada instansi terkait untuk kelancaran operasi Suryana. Biaya operasinya mencapai SR 6500 atau setara dengan Rp 23.014.678.
28 Maret 2016. Akhirnya pihak perusahaan bertanggungjawab atas biaya operasi Suryana. SBMI Arab Saudi kemudian melakukan aksi penggalangan dana untuk membantu meringankan beban keluarga Suryana.
30 Maret 2016. Dua orang petugas KBRI menjenguk Suryana di kontrakannya. Pada saat itu petugas KBRI memberikan informasi akan membantu memfasilitasi kepulangan Suryana Bin Syafei.
14 Mei 2016. Pada kegiatan “Sinkronisasi Penanganan Kasus dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang Mewakili Keluarga WNI/TKI Bermasalah di Negara-Negara Anggota Gulf Cooperation Council (GCC)” yang diselenggarakan oleh Direktorat PWNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Dede Ahmad Rifai dalam telekonferensi dengan Sekjen SBMI, menegaskan akan segera memulangkan Suryana setelah perusahaan membayar hak-haknya dan mendapatkan keterangan dokter untuk kelayakan naik pesawat.
21 Mei 2016. Exit permit dan surat rekomendasi layak terbang diterbitkan.
26 Mei 2016. SBMI Arab Saudi mendapatkan informasi bahwa tiket Suryana telah dipesan. Brafax dari KBRI telah dilayangkan kepada instansi terkait, yakni : Direktorat PWNI & BHI Kemlu, Kemnaker dan BNP2TKI.
27 Mei 2016. DPN SBMI mengirim surat kepada Kepala Sub Direktorat Pelayanan Kepulangan untuk perawatan lanjutan di Indonesia.
29 Mei 2016. Suryana Syafei dipulangkan bersama Dedeh istrinya. Suryana dan keluarganya tidak bersedia dirawat di Rumah Sakit Polri, dan lebih memilih dirawat di rumah istrinya di Sukabumi.