sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

TERIMAKASIH PARA PAHLAWAN BURUH MIGRAN DI HONG KONG

2 min read
Dalam berbagai peristiwa kemanusian selalu saja memunculkan jiwa kepahlawanan, meski skalanya berbeda. Terimakasih kepada para pahlawan dari para pahlawan devisa

fadwuRifky Wakil Ketua SBMI Hong Kong mengucapkan terimakasih kepada para pahlawan pembela buruh migran Indonesia di Hong Kong. Ucapan terimakasih itu ditujukan kepada team SBMI Hong Kong yang bahu-membahu saling melengkapi, saling membantu satu sama lain.

Juga kepada Leo pegiat dari Federation of Asian Domestic Workers Unions (FADWU) yang sudah sering membantu buruh migran yang sedang mengalami permasalahan. Ia adalah pegiat yang gigih dalam membela hak buruh migran tanpa mengenal waktu, pada upaya penyelamatan NH, ia mau terjun kelapangan dari sore hingga pagi. Meski ia bukan orang Indonesia, ia tetap mau memperjuangkan tanpa mengenal asalnya dari mana.

“Jam 2.30 dini hari, Leo masih dijalan demi membantu kita” Jelasnya.

Ucapan terimakasih lainnya ditujukan kepada para polisi Hongkong yang patut diteladani dalam memberikan pelayanan, upaya perlindungan atau pengayoman tanpa ada diskriminasi. Proffesionalismenya patut diacungi dua jempol. Menurutnya polisi Hong Kong itu keren banget dalam menjalankan tugasnya, cepat tanggap dalam menindaklanjuti setiap pengaduan.

“Kadang kita merasa ironi, wajah polisi Hong Kong sangat berbeda sekali dengan di tanah air, kalau di tanah air baru melihatnya saja sudah merasakan penindasannya, tapi di Hong Kong kami merasakan betul aparat pemerintah betul-betul hadir,” Ujarnya tanpa bermaksud membandingkan

Kepedulian dan Solidaritas

polisi hongkongRifky melanjutkan bahwa ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan bahwa kita punya kepedulian besar dengan apapun yang ada dimuka bumi. Apa yang dilakukan oleh SBMI Hong Kong misalnya. Peristiwa semalam bukan cuma membuatnya tegang tetapi juga menangis terharu. Kadang kepedulian itu lebih dimiliki oleh orang luar. Ia teringat pesan orangtuanya,

“hidup ini cuma sekali, kalau tidak bisa hidup ini berguna bagi orang lain lebih baik mati saja,” Paparnya

Baca juga, SBMI Hongkong begadang pastikan keselamatan BMI

Ratih menambahkan bahwa menjalin kedamaian itu membutuhkan rasa empati. Bayangkan jika dunia tidak ada lagi kepedulian terhadap sesama, mungkin kita tidak bisa bertahan hidup. Manusia adalah makhluk sosial, saling membutuhkan satu sama lain. Menurutnya kepedulian sosial itu akan terbangun terasah dari pergaulan bermasyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *