ULTAH SBMI KE 13 : KADO PUISI DARI NOVI KURNIASIH
1 min readPerempuan-Perempuan Tereksekusi
Alam mendung yang gelap
Di antara bibir-bibir yang getir
Alam kampung-kampung berkepung
Aku mendengar gumam yang suram
Mereka sudah di eksekusi
Ruyati Binti Satubi, Siti zaenab dan ratusan perempuan-perempuan yang terpinggir, yang hidup dalam penantian
Adalah nama-nama tak bermakna
Di antar hiruk-pikuk pembagian kekuasaan
Dalam jamuan makan malam yang hangat
Para pejabat dan pembesar negara sahabat
Hanya anak-anak jalan yang bertanya
Siapa mereka ?
Ruyati Binti Satubi, Siti Zaenab dan ratusan perempuan-perempuan yang di pinggirkan
Adalah ibu, ibu mereka, ibu kita
Menjadi buruh migran adalah pilihan diantara hidup
Dari harapan kehidupan
Menjadi buruh migran adalah pilihan untuk menyelamatkan martabat
Para pejabat yang nyata tak pernah bisa membuka lapangan pekerjaan
Yang sepanjang musim kampanye mereka janjikan
Bulan menabrak matahari, langit terbelah
Bumi pasrah darah mereka Sudah di eksekusi
Oh Tuhan segala mata angin, kami tahu
Engkau pemilik segala kenikmatan
Kami hanyalah debu
Ruyati Binti Satubi, Siti Zaenab
Yang hidup dalam penanantian hanyalah debu
Dari negri yang telah engkau karuniakan berkah
Dan sumber daya alam yang melimpah
Tapi kami hanya ingin punya arti dan harga diri
Ruwiyati binti satubi, siti zaenab hanya
Ingin punya arti dan harga diri
Oh Tuhan segala mata angin
Oh Tuhan yang maha pendengar
Kami tahu engkau pemilik semua tempat
Hanya kepadamu kami mohon perlindungan
Hanya kepadamu kami mohon tempatkan yang paling indah
Di dekatmu
Bagi ibu kita, ibu mereka, ibu kami
Yang wafat demi menjaga
Harga diri dan martabat dirinya
Keluarganya dan bangsanya