MITRA TKI, CAIRKAN KLAIM ASURANSI TKI ASAL JATIM & JATENG DI JAKARTA

Selasa sore (14/10/2014) kemarin, Konsorsium Mitra TKI mencairkan 40 klaim asuransi TKI di BP3TKI Ciracas Jakarta Timur. 43 orang tersebut adalah TKI yang mengalami PHK secara masal yang ditempatkan di Qatar sebagai kuli bangunan. Penyerahan disaksikan oleh Yull Evira Yulinda, SH. Msi Kasi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI dan SBMI.  Penyerahan tersebut sebenarnya diagendakan pada hari Rabu pagi (15/10/2014), namun karena rombongan TKI asal Jawa Tengan dan Jawa Timur sudah sampai pada hari Selasa dan broker asuransi sudah siap secara keuangan, akhirnya pelaksanaan tersebut dipercepat. 

Meski pihak asuransi telah memenuhi hak TKI, Bobi AM Sekjen SBMI menyayangkan pelaksanaan pembayaran yang harus dilaksanakan di Jakarta, karena Mitra TKI mengklaim telah memiliki 17 kantor cabang di berbagai daerah.

“Masyrakat masih ingat betul apa yang dikatakan Presiden Direktur Mitra Dana Atmharaksa (MDA) Ir. Mashudi, MBA broker Mitra TKI dalam seminar ‘Satu Tahun Perjalanan Asuransi TKI’ yang dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2014 di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, bahwa konsorsium Mitra TKI memiliki banyak kantor cabang yang bisa digunakan sebagai tempat transaksi pembayaran, jadi seharusnya tidak mesti pembayaran klaim asuransi TKI asal Jateng dan Jatim itu dilaksanakan di Jakarta, selain berdampak pada pengeluaran biaya dan perjalanan yang yang jauh, juga lemahnya daya tawar TKI, misalnya TKI mau tidak mau harus menerima uang pertanggungan yang lebih rendah karena kurangnya persyaratan” Paparnya

Pada kesempatan tersebut Mashudi juga berkomitmen untuk mempermudah persyaratan dan pembayaran klaim asuransi sesuai dengan peraturan asuransi. Komitmen tersebut dibuktikannya dengan tidak adanya pengajuan klaim asuransi TKI yang ditolak, layanan online, memiliki lawyer di negara penempatan, termasuk pembayaran klaim tidak lebih dari tujuh hari kerja. Hal tersebut dikatakannya karena TKI adalah kaum dhuafa.

Hariyanto Koordinator Departemen Advokasi SBMI menilai kurang baiknya teknis pelaksanaan pembayaran klaim asuransi. Hal itu karena pada saat TKI sudah sampai ditempat, pihak Mitra TKI justru belum koordinasi dengan BP3TKI Ciracas dan pihak PPTKIS, sehingga teknis pembayarannya tidak dilakukan dalam satu ruangan besar seperti yang dilakukan konsorsium Astindo bulan lalu, melainkan harus antri dan lama hingga malam.

Diteruskan, catatan penting dari pengalaman pendampingan klaim asuransi TKI yang dilakukannya, pertama ketepatan waktu pembayaran. Persoalan ini masih terjadi karena konsosrsium Mitra TKI baru membayar setelah tiga bulan dari saat pengajuan, ini tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu tujuh hari setelah pengajuan. Kedua besaran pertanggungan. Dari 43 TKI Qatar yang terPHK, 5 diantaranya hanya menerima pertanggungan sebesar 3,5 juta rupiah karena kurang syarat surat keterangan KBRI. Sementara lainnya tetap menerima 7,5 juta.  Dua orang lainnya tertunda pembayarannya karena tidak terkordinasi dengan TKI lainnya.

“Terkait dengan 5 orang yang tidak mendapatkan surat keterangan KBRI, kami sudah menawarkan untuk menunda pembayaran setelah terpenuhinya surat tersebut, mungkin karena beban psikologis dan jarak perjalanan yang jauh, sehingga akhirnya mereka mengambil keputusan menerima pembayaran” Jelasnya.