KAMPUNG BURUH MIGRAN, BAGIAN DARI SOLUSI KELOMPOK RENTAN
1 min readDi Indonesia, Perempuan adalah salah satu kelompok rentan yang mudah tereksploitasi oleh berbagai pihak. Contoh nyata adalah para buruh migran perempuan, mereka di hadapkan pada posisi sulit dan sistem yang tak kuasa untuk ditolak. Sementara perlindungan dan perhatian terhadap mereka masih sangat minim, sehingga kita semua sering mendengar dan melihat banyak korbannya yang berjatuhan.
Demikian kesaksian Maizidah Saras ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Wonosobo saat diundang sebagai narasumber pada acara rapat koordinasi pengembangan sistem perlindungan untuk pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan kelompok rentan di Kabupaten Pati Jawa Tengah pada Selasa ( 3/6/2014) di aula Badan Koordinasi Wilayah Kabupaten Pati Jawa Tengah.
Dihadapan 50an peserta dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) se Provinsi Jawa Tengah ini, Saras menjelaskan tentang pengalaman, upaya pembelaan dan pendampingan buruh migran Wonosobo yang sebagian besar adalah perempuan.
Salah satu bentuk perlindungan yang digagasnya adalah Kampung Buruh Migran Wonosobo. Didalamnya ada bantuan perlindungan yang diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemberdayaan ekonomi, pendidikan untuk buruh migran dan anak-anaknya, pusat informasi dan bantuan pananganan kasus.
Narasumber lainnya yang turut mencerahkan adalah perwakilan dari Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Keluarga Berencana (BP3AKB) Propinsi Jawa Tengah dan Lembaga Bantuan Hukum Apik Semarang.
Saras berharap, buruh migran secara umum dan pegiat buruh migran di SBMI mampu menjadi solusi terhadap permasalahan yang membelenggu kaum perempuan.
Terima kasih kawan kawan DPN SBMI, Kalian Luar Biasaaaaaaa…. dan semoga perempuan perempuan di negeri ini semakin tangguh tangguh.