sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

DITAHAN AGEN, KBRI MALAYSIA EVAKUASI BURUH MIGRAN SAKIT GINJAL

2 min read

Senin 14 Juni 2021, Akhirnya KBRI Malaysia berhasil mengeksekusi penjemputan seorang Buruh Migran Indonesia yang mengalami sakit ginjal. Tindakan KBRI itu sangat diapresiasi karena sebelumnya, agen yang menahan Ibrahim itu tidak kooperatif. Demikian disampaikan oleh salah seorang pengurus SBMI Malaysia Riki.

Menurut Riki, tindakan KBRI Malaysia itu sangat dibutuhkan, karena buruh migran asal Medan Sumatera Utara itu sedang mengalami sakit ginjal yang sangat parah. 

“Kami, mengucapkan terimah kasih kepada Dubes Bapak Hermono dan jajaranya yang bertindak tegas dan cepat untuk melindungi buruh migran Indonesia,” tutur Riki (14/6/2021)

Riki menceritakan, sebelumnya pada awal Mei 2021, seorang buruh migran bernama Ibrahim, membuat pengaduan ke SBMI Malaysia. Buruh migran asal Medan Sumatera Utara itu mengaku sakit dalaman dan minta di pulangkan. Persoalannya ejennya tidak mengizikan.

“Lalu, saya ditugaskan oleh Ketua SBMI Malaysia Ridwan Ismail untuk menelusuri kebenaran informasi tersebut,” lanjutnya.

Setelah komunikasi awal, saya mendapatkan intofmasi bahwa Ibrahim sedang sakit dan tidak bisa bekerja. Ibrahum juga menginformasikan bahwa dirinya sudah pernah berobat disalah satu hospital. Dari pemeriksaan dokter, dia positif terkena penyakit batu karang (batu ginjal).

Dari komunikasi itu, Riki menghubungi Agen penyalurnya, untuk menanyakan beberapa hal dan meminta pertanggung jawaban terhadap jaminan sosial buruh migran yang telah direkrutnya.

“Agen menginformasikan bahwa, Ibrahim sakit biasa, tentu saja pernyataan ini berbeda dengan yang disampaikan oleh Ibrahim,” jelas Riki.

Setelah itu, Riki meminta slip cek out di hospital dan memo hasil dari cek up tersebut. Lagi-lagi Agen tidak mau memberikan semua resit atau bil hospital, dengan alasan semuanya hilang. Sebagai manusia biasa, Riki kesal dengan sikap Agen. Sehingga dia mengancam akan melaporkan kasus ini kepada KBRI. Walhasil, agen ketakutan dan akhirnya mengirimkan semua dokumen pemeriksaan hospital, melalui whatsapp. 

“Berdasarkan dokumen hospital, benar saja Ibrahim mengalami sakit ginjal,” jelas Riki

Setelah teruangkapnya kebenaran itu, Agen mulai susah dihubungi.

“Menghidar kayanya,” ketusnya.

Pada hari Rabu tanggal 9 Juni 2021, Riki mendapatkan informasi dari Ibrahim. Dia menginformasikan bahwa dirinya dibawa oleh orang yang tidak dikenal ke sebuah rumah kosong. Dia disekap, HPnya disita, dan orang tersebut seperti mau melakukan aksi pembunuhan.

Selang satu jam orng yang menyekapnya dapat panggilan telpon dari Agen, untuk membawa Ibrahim ke hospital. Seusai cek up, Ibrahim kabur dari hospital menuju je kantor polisi terdekat USJ 8 Subang Jaya.

Pada saat itulah, Ibrahim dapat menghubungi Riki. Saya pun berbicara dengan pihak polisi untuk membuatkan surat jalan karena masih lockdown total.

Setelah itu, Riki kemudian menghubungi Ketua SBMI Malaysia Ridwan Ismail. Ridwan memutuskan untuk segera menghubungi KBRI Malaysia.

Dengan cepat, Riki kemudian menghubungi salah seorang petugas KBRI Kuala Lumpur. Dia menceritakan situasi yang dialami oleh Ibrahim.

Tidak lama setelah itu, petugas KBRI Kuala Lumpur langsung mendatangi tempat kejadian perkara, dan kemudian menyelamatkan Ibrahim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *