sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

DISKUSI KOMUNITAS PENINGKATAN KAPASITAS KEORGANISASIAN SBMI MELALUI PELATIHAN PENANGANAN KASUS DI INDRAMAYU

2 min read

Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) menggelar Diskusi Komunitas pengembangan dan peningkatan kapasitas keorganisasian melalui pelatihan penanganan kasus di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (5/11/2020).

Kegiatan ini diselenggarakan SBMI dengan didukung oleh Yayasan TIFA dalam program bertajuk ”Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas Keorganisaisan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) dari Desa, melalui Penanganan Kasus dan Pemberdayaan Ekonomi

Diskusi Komunitas pelatihan penanganan kasus ini diadakan di Balai Desa Krasak, Kecamatan Jatibarang dengan dipandu oleh Legal Aid SBMI, Eddy Purwanto, S.H.

Peserta pelatihan penanganan kasus ini terdiri dari 4 orang perwakilan Dewan Pimpinan Desa (DPD) SBMI dari Desa Krasak, dan masing-masing 2 orang perwakilan dari DPD SBMI Gadel dan DPD SBMI Pabean Ilir.

Dalam Diskusi Komunitas ini, selaku Legal Aid SBMI, Eddy Purwanto memaparkan materi tentang tata cara penanganan kasus dan menjelaskan  instrumen hukum nasional terkait buruh migran.

Huki Jaenab, Ketua DPD SBMI Desa Krasak yang menjadi salah satu peserta pelatihan mengatakan, Diskusi Komunitas pelatihan penanganan kasus ini sangat bermanfaat  bagi para pengurus SBMI di tingkat desa.

“Dengan adanya pelatihan ini, kami para pengurus SBMI jadi memahami lebih detail tentang tata cara penanganan kasus. Semoga kami bisa membantu para buruh migran yang mengalami masalah, khususnya buruh migran asal Desa Krasak dan sekitarnya,” kata Jaenab.

Senada dengan Jaenab, salah satu pengurus DPD DBMI Desa Pabean Ilir, Kasirun juga menilai pelatihan ini sangat bermanfaat karena para pengurus SBMI di tingkat desa menjadi paham tentang tata cara penanganan kasus, termasuk instrumen hukum nasional terkait buruh migran.

“Semoga setelah mengikuti pelatihan penanganan kasus ini kami bisa membantu permasalahan yang dialami buruh migran, mengingat selama ini buruh migran asal Desa Pabean Ilir dan sekitarnya banyak yang mengalami masalah,” kata Kasirun.  

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *