BONEKA DEVISA
2 min read4 dari 204 hasil karya fotografi peserta Workshop Fotografi Reguler di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) mengangkat sisi Buruh Migran Indonesia. Frans peserta workshop GFJA mengaku sangat tertarik mengangkat fakta Buruh Migran Indonesia lewat foto. “ini adalah bentuk dari pertanggungjawaban kami selama satu tahun mengikuti workshop dan juga merupakan bentuk ekpresi melalui media seni fotografi” Demikian dikatakannya Jumat sore tadi pukul 21.00 (11/4/2014) setelah pembukaan pameran GFJA yang ke 19.
Frans menamai hasil karya seni fotografinya dengan “Boneka Devisa”. Empat foto BMI asal Indramayu hasil jepretannya menyampaikan pesan mendalam dan kuat meskipun kelihatannya sederhana. Tak ayal banyak diantara para pengunjung yang khusuk mengamatinya. Mungkin mereka ingin menangkap jutaan pesan dan melampiaskan penafsirannya dari seiap pixel atau kumpulan titik titik warna yang berdekatan sehingga membentuk sebuah kesatuan gambar utuh. “Salah seorang fotografer New York Times mengapresiasi dan menawarkan untuk diikutsertakan dalam sebuah pameran level Asia Tenggara di Kambodia”. Jelasnya
Bobi AM Sekjen SBMI mengatakan bahwa karya seni yang menampilkan fakta ini adalah bagian dari kampanye dan pembangunan opini tentang mendesaknya perlindungan bagi buruh migran. “Pemerintahan baru nanti harus selalu hadir dan segera merubah kebijakan yang tidak melindungi buruh migran, terutama buruh migran perempuan disektor pekerja rumah tangga yang paling rentan terhadap eksploitasi dan tindakan kekerasan”. Tegasnya
Bobi berharap empat bingkai boneka devisa menjadi salah satu pintu perubahan kebijakan yang lebih baik bagi Buruh Migran Indonesia, atau menjadi semacam bola salju yang makin membesar dan memiliki kekuatan tersendiri.
Masyarakat umum dapat menyaksikan pameran ini di Galeri Foto Jurnalistik Antara, jalan Antara nomor 59-61, Pasar Baru, Jakarta Pusat, setiap hari kerja dari pukul 19.00 – 21.00 WIB.
Link terkait : klik disini