sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

ULTAH SBMI 17 : MEMBUKA DOKUMEN BERSEJARAH FOBMI

3 min read

Pada saat ultah SBMI yang ke 17, Dina Nuriyati berbagi dokumen bersejarah dari organisasi yang menjadi cikal bakal Serikat Buruh Migran Indonesia, yaitu Federasi Orgsnisasi Buruh Migran Indonesia (FOBMI).

Dia masih menyimpan dokumen itu dengan baik. Dokumen yang diterbitkan pada tahun 2003 itu berupa brosur pertama yang disebarluaskan oleh FOBMI. Apa isinya? Ini dia :

Latar Belakang

Migrasi tenaga kerja Indonesia dewasa ini merupakan salah satu dampak dari dinamika ekonomi pertumbuhan yang menjadi tumpuan dari strategi pembangunan Indonesia. Indutrialisasi dan revolusi hijau merupakan dua proyek besar pembangunan yang mendorong terjadinya kesenjangan ekonomi dan ketidak- merataan pendapatan. Pedesaan menjadi menjadi area kronis yang harus menanggung beban dan dampak dari dua proyek besar tersebut.

Industrialisasi menggerogoti lahan-lahan pertanian produktif, sementara revolusi hijau meminggirkan petani gurem (yang merupakan mayoritas warga pedesaan) untuk lebih berperan dalam intensifikasi pertanian. Hanya petani bermodal besarlah yang dapat turut serta dalam proyek tersebut. Akibatnya terjadi proletarisasi pedesaan, penyempitan lahan kerja dipedesaan, langkanya peluang kerja perkotaan dan rendahnya tingkat upah ril sehingga mendorong terjadinya arus migrasi tenaga ke luar negeri.

Pada saat ini diperkirakan jumlah buruh migran Indonesia (BMI) di luar negeri mencapai angka 4 juta orang. Sebagian besar bekerja disektor rumah dan sisanya bekerja disektor perkebunan, konstruksi, manufaktur, kesehatan dan pelaut. Semuanya dalam Kategori buruh rendahan dan rentan mengalami kakerasan dan eksploitasi.

Berdasarkan basis sosialnya, sebagian besar BMI berasal dari pedesaan dengan tingkat pendidikan yang rendah, Kondisi ini menjauhkan mereka dari akses informasi dan memperbesar kerentanan mereka terhadap eksploitasi. BMI mengalami diskriminasi dimanapun tempatnya.

Didalam negari BMI diperlakukan sebagai komoditi dan warga negara kelas dua. BMI mendapatkan perlakuan vang diskriminaif mulai dari saat perekrutan. dipenampungan, pemberangkatan maupun saat kepulangan. Terminal III bandara Soekarno-Hatta merupakan wujud nyata bentuk diskriminasi terhadap BMI dengan memisahkannyadengan penumpang umum.

Minimnya instrument perlindungan juga menjadi pemicu maraknya permasalahan yang menimpa BMI. Tak terhitung berapa yang telah menjadi korban: mat, diperkosa, cacat, dianiaya, disiksa, disekap, gaji tidak dibayar, PHK sepihak, deportasi dan lain sebagainya.

FOBMI adalah antitesa dari kondisi buruk Merupakan kelanjutan dari Jaringan Nasional Buruh Mgran Indonesia (Jarnas BMI) yang dirintis sejak September 2000, FOBMI secara resmi didirikan pada tanggal 25 Februari 2003.

Visi : Meningkatrya harkat, martabat dan kesejahteraan buruh migran Indonesia.

Misi :  Memperjuangkan terwujudnya masyarakat buruh migran Indonesia yang mandiri, kritis dan sejahtera berdasarkan nilai-nilai demokrasi dan keadlan gender.

Tujuan

  1. Terbentuknya solidaritas antar ikatan buruh migran Indonesia.
  2. Naiknya tawar buruh migran Indonesia.
  3. Terlindunginya buruh migrar dan hak- haknya terpenuhi.
  4. Terbangunnya kemandirian dan kesadaran kritis buruh migran Indonesia.
  5. Terhapusnya kasus-kasus buruh migran Indonesia.
  6. Meningkatnya sumber daya manusia buruh migran Indonesia.

Kegiatan

Kegiatan tahapan awal, FOBMI menekankan pengorganisasian buruh migran dan anggota keluarganya baik di kantong-kantong migran maupun di negara tujuan bekerja sebagai prioritas. Selengkapnya program FOBMI adatah:

  1. Pengorganisasian buruh migran dan anggota keluarganya di daerah-daerah asal dan di negara tujuan bekerja.
  2. Perluasan keanggotaan, pengembangan kapasitas dan konsolidasi organisasi.
  3. Pendidikan dan pelatihan meliputi pelatihan pre-departure, pelatihan advokasi, paralegal, pengorganisasian masyarakat, management organisasi, kewirausahaan dan pengelolaan remittances, pendidikan politik dan pendidikan gender.
  4. Penanganan kasus.
  5. Pengembangan jaringan.
  6. Pengembangan usaha-usaha untuk organisasi. pendanaan
  7. Technical assistance untuk anggota fasilitasi pengembangan kapasitas staf dan organisasi, fasilitasi pengorganisasian basis, penanganan kasus, pengembhangan usaha-usaha produktif masyarakat dan fasilitasi advokasi kebijakan daerah.
  8. Pengembangan informasi dan dokumentasi buruh migran Indonesia : penelitian, investigasi, monitoring, studi banding dan pembuatan sistem data base (pengelolaan dan penyebaran informasi melalui website, bulletin, buku, booklet, leatlet, pamflet. stiker, dsb)
  9. Advokasi kebijakan Kajian, kampanye audensi, aksi, dsb.

Struktur FOBMI

  1. Ketua : Dina Nuriyati
  2. Sekretaris : Edi Ahmad Setiawan
  3. Bendahara : Fulva

Divisi-divisi :

  1. Koord Divisi Advokasi dan Penanganan Kasus : Qomarudin, SH
  2. Koord Divisi Pengorganisasian Massa : Nur Harsono
  3. Koord. Divisi Pendidikan dar Pelatihan : Paser Widyo Kuncoro
  4. Koord Divisi Informasi dan Dokumentasi : Nur Latifah
  5. Koord. Divisi Ekonomi dan Pengembangan Usaha : Sri Suryani
  6. Koord. Divisi Networking : M. Miftah Farid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *