sbmi

Memperjuangkan Keadilan Bagi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya

MERANA, ANAK BURUH MIGRAN KARAWANG MENAHAN RINDU 13 TAHUN

2 min read
Keluarga Cucun C saat mengadukan kasusnya di DPN SBMI

Cucun Cunayah, perempuan kelahiran Karawang, Jawa Barat,  hilang kontak  dengan keluarganya selama 13 tahun. Cucun Cunayah direkrut oleh Sukur dan diberangkatkan melalui PT Binhasan Maju Sejahtera.

Keluarga Cucun C Saat mengadukan kasusnya di DPN SBMI
Keluarga Cucun C Saat mengadukan kasusnya di DPN SBMI

Cucun Cunayah asal Tangkolak Timur RT 02 RW 01, Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, bekerja sebagai  Pekerja Rumah Tangga di Jordania sejak 2008. Sempat beberapa kali menghubungi keluarganya yang di rumah, Cucun Cunayah hilang kontak semenjak keluarganya kehilangan hp dan sampai saat ini tidak diketahui pasti kabar tentangnya.

Sabtu, (09/11/2019), anak korban, Dekawati, beserta suami Cucun Cunayah, mengadukan perihal tersebut ke SBMI.

Bermigrasi ke negri orang memberikan dampak negatif yang cukup besar terhadap  anak. Salah satu aspek yang ikut terdampak adalah kesehatan dan kesejahteraan anak .  Selain itu, juga berdampak pada keluarga yang ditinggalkan maupun perubahan pada lingkungan sosial.

“Saya waktu ditinggal masih kecil mba. Dulu saya masih belum ngerti apa-apa. Saya sedih, setiap hari raya tidak pernah bisa berkumpul dengan ibu saya sendiri, saya merasa sangat kehilangan mamah, saya sangat menginginkan mamah pulang ke rumah,” ucap Dekawati. Tampak kerinduan yang mendalam di wajahnya.

Pemerintah Indonesia seharusnya tidak hanya melihat proses migrasi dari dampak positifnya, akan tetapi dampak negatif terhadap anak buruh migran harus lebih diperhatikan.  Anak-anak yang ditinggal bermigrasi oleh orang tuanya juga seringkali mengalami permasalahan dalam pengasuhan anak, yang pada akhirnya juga akan berdampak
terhadap psikologis anak.

Anak-anak yang seharusnya didampingi oleh ke dua orang tuanya, mereka harus kehilangan sosok pendamping untuk sementara waktu sehingga anak pekerja migran menjadi pihak yang rentan. Mengingat buruh migran saat ini masih belum mendapatkan perhatian yang cukup untuk mendapatkan jaminan sosial, anak buruh migran seringkali ditempatkan pada kondisi hidup yang kurang perhatian dan kasih sayang orang tua.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *